Penalaran induktif adalah proses berpikir logis yang diawali
dengan observasi data, pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri kesimpulan
umum. Kesimpulan ini dapat berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum atas
fakta yang bersifat khusus.
Penalaran induktif pada dasarnya
terdiri dari tiga macam :
1. Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan
atas sejumlah gejala (data) yang bersifat khusus, serupa, atau sejenis yang
disusun secara logis dan diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh :
Hasil UTS mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
kelas 3KA22 telah keluar. Ternyata dari 40 mahasiswa hanya 10 orang yang
mendapat nilai 90. Setengahnya mendapat nilai antara 80 – 65 dan tidak ada
seorang pun yang mendapat nilai di bawah 65. Itu berarti dapat disimpulkan
bahwa mahasiswa kelas 3KA22 cukup pintar dalam mengerjakan soal Bahasa
Indonesia.
2. Analogi adalah
proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus dengan
membandingkan atau mengumpamakan suatu objek yang sudah teridentifikasi secara
jelas terhadap objek yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan yang berlaku
umum.
Contoh :
Danih
adalah seorang altlet lari kebanggaan Indonesia. Setiap hari dia selalu
berlatih keras untuk meningkatkan kemampuan berlarinya. Demikian juga dengan
Sandy, dia merupakan seorang polisi yang memerlukan fisik yang kuat untuk
menjalankan tugasnya sebagai aparat penegak hukum. Keduanya membutuhkan mental
dan fisik yang kuat untuk bertanding atau mambantu masyarakat melawan
kejahatan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan polisi harus memilki mental
dan fisik yang kuat dengan cara selalu berlatih.
3. Sebab akibat adalah proses penalaran berdasarkan hubungan
ketergabungan antar gejala yang mengikuti pola sebab-akibat, akibat – sebab,
atau sebab – akibat-akibat.
Contoh :
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan emas memuai
Sumber materi :
H.S., Widjono. 2012. Bahasa Indonesia : Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar