Jumat, 05 Juni 2015

Pedoman Penulisan Skripsi

Pengertian Skripsi
Skripsi dapat diartikan sebagai karya tulis yang disusun oleh seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan kurang lebih 135 sks dengan dibimbing oleh Dosen Pembimbing Utama dan Dosen Pembimbing II sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Pendidiksan S1 (Sarjana).

TUJUAN SKRIPSI
Tujuan dalam Penulisan Skripsi adalah memberikan pemahaman terhadap mahasiswa agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur.

ISI DAN MATERI
Isi dari Penulisan Skripsi  diharapkan memenuhi aspek-aspek di bawah ini :
1.  Relevan dengan jurusan dari mahasiswa yang bersangkutan.
2.  Mempunyai pokok permasalahan yang jelas.
3.  Masalah dibatasi, sesempit mungkin.


A. Format Penulisan
1.      Artikel diketik 2 (dua) spasi pada kertas ukuran kuarto;
2.      Batas tepi atas, bawah, dan kanan dibuat 2,5 cm dan untuk tepi kiri 3 cm. Jenis huruf Times New Roman ukuran 12 (kecuali judul artikel ukuran 14), menggunakan pengolah kata MS Word ;
3.      Halaman pertama harus mencantumkan judul tulisan, nama penulis, npm, jurusan, dan nama dosen pembimbing;
4.      Penomoran menggunakan angka (bukan romawi);
5.      Penomoran halaman judul sampai dengan daftar pustaka menggunakan angka (bukan romawi), ditempatkan di tepi bawah tengah, dari tepi bawah ke atas 1,5cm;
6.      Tabel, gambar, dan grafik harus diberi nomor dengan menggunakan angka serta dicantumkan sumber atau acuannya. Penomoran tabel diletakkan pada bagian atas tabel, sedangkan penomoran gambar dan grafik diletakkan pada bagian bawah gambar atau grafik.

B. Kata Kunci (Keywords)
Untuk penulisan abstrak, setelah intisari cantumkan 4 (empat) – 5 (lima) kata kunci menyangkut isi artikel, kata kunci harus mengikuti urut alphabet dan menggunakan huruf kecil serta cetak miring.

C. Sitasi Pustaka
Karya yang diacu harus menggunakan “sistem penulis-tahun-halaman” yang mengacu
pada daftar pustaka.
1.      Dalam teks, karya diacu dengan cara menulis nama akhir/keluarga penulis dan tahun serta halaman dalam tanda kurung, contoh: untuk satu penulis (Gitman, 2006:99), dua penulis (Van Horne dan Wachowiz, 2000:88), lebih dari 2 penulis (Said et al.,2001:30).
2.      Apabila sitasi pustaka lebih dari satu tulisan oleh penulis yang sama dalam tahun penerbitan yang sama, gunakan akhiran a, b dan seterusnya setelah tahun pada acuan, contoh: (Hadianto, 2007a:28) atau (Hadianto, 2007b:20).
3.      Sitasi pustaka yang merupakan karya institusional sedapat mungkin harus menggunakan akronim atau singkatan sependek mungkin, contoh: (BPS, 2005).

D. Daftar Pustaka
Setiap artikel harus mencantumkan daftar pustaka yang isinya hanya karya yang diacu.
Untuk daftar pustaka, gunakan format berikut:
1.      Urutkan pustaka berdasarkan abjad, sesuai dengan nama akhir/keluarga pengarang atau institusi yang bertanggung jawab atas suatu karya.
2.      Gunakan inisial nama depan dari penulis.
3.      Judul jurnal tidak boleh disingkat.
4.      Kalau lebih dari satu karya oleh penulis yang sama, urutkan secara kronologis waktu terbitan. Dua karya atau lebih dalam satu tahun oleh penulis yang sama dibedakan dengan huruf setelah tahun.
Beberapa contoh penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
a. Untuk jurnal/majalah ilmiah
Anastasia, N., Gunawan, Y.W., dan Wijiyanti, I., 2002, “Analisis Fundamental dan Risiko                 Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Akuntansi                     dan Keuangan, 6 (1), hal. 123-132.
Saatcioglu, K., dan Starks, L.T., 1998, “The Stock Price-Volume Relationship in Emerging                 Stock Market: The case of Latin America”, International Journal of Forecasting, 14 (2),                    hal. 215-225.
b. Untuk buku
Gitman, L.J., 2006, Principle of Managerial Finance. 11th Edition. Pearson Addison Wesley, Boston.
Supranto, J., 2001, Statistik: Teori dan Aplikasi, Edisi Keenam, Jilid Kedua, Penerbit   Erlangga, Jakarta.
c. Untuk makalah dan karya ilmiah lainnya yang tidak diterbitkan.
Hadianto, B., 2007, Pengaruh Volume Perdagangan dan Risiko Sistematik Terhadap Return Saham Telkom dan Indosat di Bursa Efek Jakarta selama 1997-2004. Tesis Magister Sains, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung (tidak dipublikasikan).
d. Untuk referensi yang diakses dari internet
Hernanda, A.R., (2008), “Harga Benih Sawit Diperkirakan Melonjak”, Harian Bisnis                          Indonesia, 13 Maret 2008 diakses dari http://web.bisnis.com/edisi cetak/edisiharian/agribisnis/1id48618.html pada tanggal 1 April 2008.

E. Catatan Kaki
Catatan kaki tidak digunakan untuk sitasi. Catatan kaki tekstual harus digunakan hanya untuk perluasan informasi yang jika dimasukkan dalam teks bisa mengganggu kontinuitas bacaan.

F. Sistematika Penulisan
Agar lebih jelas maka akan diberikan contoh sistematika skripsi singkat
A.    Lembar Pengesahan
B.     Abstrak. Untuk abstrak terdiri dari 3 Paragraf, Paragraf pertama tentang tujuan penelitian skripsi dan latar belakang; Paragraf kedua tentang data, tahap analisis model; Paragraf ketiga tentang hasil yang didapat dan simpulan
ABSTRAK
C.    Kata Pengantar
D.    Daftar Isi
E.     Bab Penelitian :
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan Masalah,
Batasan Masalah,
Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian,
Model Penelitian
Hipotesis Penelitian

Bab II Telaah Pustaka
Telaah Pustaka
Mencakup telaah pustaka mengenai topik yang dipilih, studi empirik yang terkait sehubungan dengan topik yang yang diteliti, dan pengembangan hipotesis penelitian berdasarkan tinjauan teoritis, termasuk penelitian sebelumnya (jika ada).

Bab III Metode Penelitian
Metode Penelitian
Mencakup jenis penelitian, operasionalisasi variabel penelitian, metode pengumpulan data yang mencakup teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan, termasuk penentuan uji statistiknya.

Bab IV Hasil dan Pembahasan
Hasil yang diharapkan, Mencakup deskripsi hasil dan pembahasan hipotesis penelitian.

Bab V Simpulan dan Implikasi
Mencakup hasil uji serta diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian tersebut, implikasi dapat dijelaskan sebagai ada tidaknya keselarasan hasil penelitian sebagai dukungan model (implikasi penelitian) dengan situasional manajemen perusahaan yang dijadikan obyek penelitian (implikasi manajerial)

F. Daftar Pustaka
Beberapa contoh penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
a. Untuk jurnal/majalah ilmiah
Anastasia, N., Gunawan, Y.W., dan Wijiyanti, I., 2002, “Analisis Fundamental dan Risiko                 Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Akuntansi                     dan Keuangan, 6 (1), hal. 123-132.
Saatcioglu, K., dan Starks, L.T., 1998, “The Stock Price-Volume Relationship in Emerging                 Stock Market: The case of Latin America”, International Journal of Forecasting, 14 (2),                    hal. 215-225.
b. Untuk buku
Gitman, L.J., 2006, Principle of Managerial Finance. 11th Edition. Pearson Addison Wesley, Boston.
Supranto, J., 2001, Statistik: Teori dan Aplikasi, Edisi Keenam, Jilid Kedua, Penerbit   Erlangga, Jakarta.
c. Untuk makalah dan karya ilmiah lainnya yang tidak diterbitkan.
Hadianto, B., 2007, Pengaruh Volume Perdagangan dan Risiko Sistematik Terhadap Return  Saham Telkom dan Indosat di Bursa Efek Jakarta selama 1997-2004. Tesis Magister Sains, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung (tidak dipublikasikan).
d. Untuk referensi yang diakses dari internet
Hernanda, A.R., (2008), “Harga Benih Sawit Diperkirakan Melonjak”, Harian Bisnis                          Indonesia, 13 Maret 2008 diakses dari http://web.bisnis.com/edisi cetak/edisiharian/agribisnis/1id48618.html pada tanggal 1 April 2008

G. Lampiran 


Selasa, 05 Mei 2015

Data Penelitian

Pengertian Data
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.

Kuantitatif Dan Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi. Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Data kualitatif berfungsi untuk mengetahui  kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti. Data ini bersifat abstrak sehingga peneliti harus benar-benar memahami kualitas dari objek  yang akan diteliti.

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran dari sebuah objek yang akan diteliti. Data ini bersifat nyata atau dapat diterima oleh panca indera sehingga peneliti harus benar-benar jeli dan teliti untuk mendapatkan keakuratan data dari objek yang akan diteliti.

Menurut sumbernya :
Data internal adalah data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam suatu organisasi. Misal: data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb.
Data eksternal yaitu data yang menggambarkan suatu keadaan atau kegiatan di luar suatu organisasi.
Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya.

Syarat Data Yang Baik
1.       Data harus obyektif, artinya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dengan data yang obyektif diharapkan mampu menghasilkan perhitungan yang akurat, data tidak boleh dimanipulasi.
2.       Representatif (harus bisa mewakili). Data yang diambil harus benar-benar mewakili semua kondisi.
3.       Mempunyai tingkat kesalahan yang kecil. Data yang baik diharapkan mengandung banyak kebenaran dan seminimal mungkin mengandung kesalahan
4.       Harus tepat waktu. Syarat ini sangat penting untuk data yang akan dipergunakan untuk melakukan pengendalian atau evaluasi. Sebab agar dapat dilakukan penyesuaian atau koreksi secepatnya jika terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam suatu perencanaan.
5.       Relevan  Artinya data yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan masalah akan dipecahkan.

Macam-Macam Data Penelitian Dan Sumbernya
1.       Jenis Data Penelitian Berdasarkan Sumbernya
Jenis data penelitian berdasarkan sumbernya ada dua yaitu Data Primer dan Data Sekunder.
·         Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti dengan cara langsung dari sumbernya. Data primer biasanya disebut dengan data asli yang bersifat up to date atau masih baru. Untuk memperoleh data primer, peneliti wajib mengumpulkannya secara langsung. Cara yang bisa digunakan peneliti untuk mencari data primer yaitu observasi, diskusi terfokus, wawancara serta penyebaran kuesioner.
·         Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari semua sumber yang sudah ada sebelumnya. Data sekunder bisa didapat dari berbagai sumber misalnya buku materi, laporan dan sebagainya.

2.       Jenis Data Penelitian Berdasarkan Sifatnya
Jenis data penelitian berdasarkan sifatnya ada dua macam yaitu
·         data kualitatif ( data yang berbentuk kata – kata atau kalimat )
·         data kuantitatif ( data yang berbentuk angka ).

Wujud Data Penelitian
a)      Data yang berupa perilaku manusia dan ciri-cirinya, yang mencakup perilaku verbal, yaitu perilaku yang disampaikan secara lisan dan kemudian dicatat. Misalnya, pencatatan hasil wawancara terhadap seorang responden. Perilaku nyata dan ciri-cirinya yang dapat diamati. Misalnya, interaksi antara dua orang, ciri-ciri fisik seorang, pencatatan frekuensi perbuatan-perbuatan tertentu, dan sebagainya
b)      Data yang berupa dokumen, yang mencakup; (1) Peninggalan-peninggalan fisik yang berasal dari masa silam. (2) Arsip, yang meliputi data sensus, statistik vital, data ekologis dan demo grafis, semua jenis data statistik, dokumen pribadi seperti otobiogravi, catatan harian dan sejarah kehidupan seorang atau suatu kelompok, bahan media massa, data penjumlahan, dan dokumen resmi perundang-undangan.

Struktur Data Penelitian
Struktur data penelitian mencakup semua data yang dibutuhkan untuk proses analisa kemudian dipindahkan kedalam komputer. Penyimpanan data ke dalam komputer mempertimbangkan:
a.       Apakah data disimpan dengan cara yang sesuai dan konisten dengan penggunaan sebenarnya ?
b.      Apakah ada data yang hilang / rusak dan belum dihitung ?
c.       Bagaimana caranya mengatasi data yang hilang atau rusak ?
d.      Sudahkan pemindahan data dilakukan secara lengkap ?


Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Metode pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara:
A.  WAWANCARA
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.
Menurut Patton dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998).
B.  OBSERVASI
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.
MACAM-MACAM OBSERVASI
a.Observasi Partisipatif
Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti
b. Observasi Terus Terang atau Tersamar
Peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian.
c. Observasi tak Berstruktur
Dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas
C.  Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya.
Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam.
MACAM-MACAM KUISIONER
1.       Kuesioner tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
2.       Kuesioner terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya sendiri.
3.       Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4.       Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.

Teknik Pengambilan Data
1.       Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.

2.       Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
·         Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
·         Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.

3.       Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.


Sumber : 

Selasa, 21 April 2015

Hipotesis Penelitian

Pengertian Hipotesis Dalam Penelitian
Hipotesa berasal dari penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan thesa” yang artinya ”kebenaran”, jadi hipotesa yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembangan menjadi Hipotesa.

Pengertian Hipotesa menurut Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan masalah. Sering kali peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawaban melalui penelitian yang dilakukan.

Dari kedua pernyataan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah suatu dugaan yang perlu diketahui kebenarannya yang berarti dugaan itu mungkin benar mungkin salah.

Jenis-jenis Hipotesa
Menurut Suharsimi Arikunto, jenis Hipotesa penelitian pendidikan dapat di golongkan menjadi dua yaitu:
1.       Hipotesa Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesa alternatif (Ha). Hipotesa kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y,  atau  adanya perbedaan antara dua kelompok.
2.       Hipotesa Nol (Null hypotheses) Ho. Hipotesa nol sering juga disebut Hipotesa statistik,karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Bertolak pada pemikiran diatas dapat penulis kemukakan bahwa dalam  penelitian ini penulis mengajukan hipotesis kerja dan hipotesis nihil (nol).

Contoh Hipotesa yang diajukan dalam penulisan penelitian.
Hipotesis Kerja (H1)  ” Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Model Sinektiks lebih  efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa Penerapan  Model Sinektiks Terhadap Proses Belajar Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear ”.

Hipotesis Nihil (H0) ” Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Model Sinektiks tidak efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa Penerapan Model Sinektiks Terhadap Proses Belajar Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear ”.

Karakteristik Hipotesis yang Baik
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
1)      Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2)      Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3)      Hipotesis harus dapat diuji
4)      Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5)      Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.

Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
1.       Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variable
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
2.       Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
3.       Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
4.       Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.

MENGUJI HIPOTESIS
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.


Selasa, 14 April 2015

Metode Penelitian

Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata, yakni kata metode dan penelitian. Menurut bahasa, metode sering diartikan cara. Dalam bahasa Arab, metode diartikan thariqah yang berarti langkah-langkah strategis mempersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Jika dipahami dari asal kata bahasa Inggris, yaitu method mempunyai pengertian yang lebih khusus, yakni cara yang tepat dan capat dalam mengerjakan sesuatu. Karena secara etimologis metode diartikan sebagai cara yang paling tepat dan cepat, maka ukuran kerja suatu metode harus diperhitungkan secara ilmiah. Oleh karena itu, suatu metode senantiasa hasil eksperimen yang telah teruji.

Selanjutnya kata tepat dan cepat ini sering diungkapkan dengan istilah efektif dan efisien. Maka metode penelitian dipahami sebagai cara yang paling efektif dan efisien dalam melakukan penelitian sesuai dengan masalah yang dikaji. Penelitian yang efektif dan efisien artinya penelitian tersebut dapat difahami dan tidak memerlukan waktu dan tenaga yang banyak.

Adapun pengertian penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data dilakukan secara ilmiah, baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif, eksperimental maupun non eksperimental, interaktif maupun non interaktif. Penelitian adalah upaya yang sistematik untuk mencari jawaban atas suatu masalah. Jawaban yang dicari tersebut bisa jawaban yang abstrak dan umum atau yang kongkret atau spesifik.

Maka dengan demikian metode penelitian dapat dipahami sebagai tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Sementara itu, Sugiyono mendefinisikan metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Selanjutnya dalam pengertian yang luas, Sugiyono menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Dalam pengertian yang lain Nana Syaodih Sukmadinata  mendefinisikan metode penelitian sebagai rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan idiologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.


A. Jenis-Jenis Metode Penelitian

1. Metode Sejarah

Penelitan sejarah bertujuan untuk merekontruksi masa lalu secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti yang menjelaskan fakta untuk memperoleh kesimpulan yang kuat.

Penelitian sejarah adalah upaya mensistematiskan fakta dan data masa lalu melalui pembuktian, penafsiiran, generalisasi, dan juga penjelasan data melalui kritik eksternal dan internal. Dengan kritik eksternal, diharapkan hasil penelitian sejarah teruji dari sisi keautentikan atau keaslian data yang digunakannya. Sedangkan dengan kritik internal, diharapkan hasil penelitian sejarah teruji kebenaran, keakuratan dan kerelevanan isis data tersebut untuk ditafsirkan dan dijelaskan. Dengan demikian, penelitian dengan metode historis merupakan penelitian kritis terhadap keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dengan menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-sumber sejarah serta interpretasi dari sumber-sumber tersebut.

Secara umum penelitian sejarah dapat dilakukan dengan berbagai jenis studi, diantaranya adalah:

a. Studi komparatif historik

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan perbandingan lebih dari suatu fakta (fenomena) dalam rentang waktu dan tempat tertentu. Analisis historis untuk menggambarkan kronologi perkembangan sedangkan analisis komparatif diperlukan untuk menggambarkan nilai perbandingan fakta tersebut. contoh penelitian tentang pertumbuhan dan perkembangan madrasah dan sekolah di indonesia tahun 1900-1950, dapat menggunakan studi jenis komparatif historik ini.

b. Studi legal atau yuridik

Biasanya ditujukan untuk mengganbarkan proses lahirnya sebuah keputusan (hukum), direspon dan ditanggapi, disosialisasikan dan bagaimana keputusan (hukum) tersebut dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Contoh penelitian tentang produk-produk perundang-undangan sistem pendidikan nasional tahun 1950-2000, kumpulan peraturan pemerintah tentang penyelenggaraan pendidikan agama indonesia, dapat menggunakan studi jenis legal atau yuridik ini.

c. Studi bibliografi

Ditujukan untuk mengumpulkan hasil-hasil pemikiran dalam bentuk dokumen dalam bidang ilmu tertentu. Studi bibliografi ditujukan pada upaya memahami dokumen dari sisi situasi dan waktu dokumen tersebut muncul. Contoh penelitian pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan Nasional dalam majalah Taman Siswa, dapat menggunakan studi jenis bibliografi.

d. Studi Biografaik

Ditujukan untuk menggali informasi tentang subjek tertentu (orang), dan berusaha menjelaskan dengan teliti kenyataan-kenyataan hidupnya, pengaruh-pengaruh yang diterimanya, serta sifat badan watak subjek yang diselidiki, ditulisnya dalam buku harian, hasil karyanya, karangan-karangan mengenai dirinya, atau pun peristiwa-peristiwa yang digali dari orang-orang yang pernah dekat dengannya. Contoh penelitian tentang perjuangan Ki Hajar Dewantara.

2. Metode Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang di upayakan untuk mengamati permasalahan secara sistematik dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat objek tertentu. Metode ini berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan apa yang ada, bisa mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau kecenderungan yang tengah berkembang.

Ada beberapa hal yang dianggap sebagai ciri pokok metode deskriptif, yaitu :
1.      Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah yang aktual.
2.      Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan daan kemudian dianalisis (karena metode ini sering pula disebut metode analitik).

Dalam penggunaan metode deskriptif, secara umum akan ditemui langkah-langkah penelitian sebagai berikut :
1.      Mendeskripsikan masalah penelitian secara tegas, sebab dengan adanya tujuan yang jelas dalam penelitian akan dpat mengarahkan peneliti dalam mengumpulkan data-datanya dan juga menganalisisnya.
2.      Menentukan prosedur penelitian, meliputi siapa yang akan menjadi sasaran penellitian (populasi dan sampel), bagamana teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, pengolahan data dan juga analisisnya.
3.      Mengumpulkan dan menganalisis data. Pada tahap ini, seorang peneliti akan terlibat dengan sasaran penelitian dalam penelitin dalam proses pendataan, pengolahan dan analisis untuk mencapai tujuan penelitian.

Beberapa jenis metode penelitian deskriptif yang lazim digunakan, diantaranya:

1. Survei

Penelitian survai digunakan untuk melakukan penarikan kesimpulan secara umum (generalisasi) dari sampel yang ditentukan. Dalam penelitian ini sampel berfungsi sebagai penduga populasi penelitian. Pada umumnya, penelitian survei menggunakan data yang relatif banyak dan besar, walaupun bukan keharusan (Cik Hasan Bisri, 1999:55). Penelitian dengan menggunakan survei merupakan penyelidikan dengan gerak ke arah meluas dan merata. Karena sampel besar yang dihadapi dalam satu masa tertentu, maka penelitian ini menghasilkan data kuantitatif yang menggambarkan secara umum keadaan sampel yang diselidiki. Contoh penelitian dengan Sebaran Lulusan UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam lapangan kerja, dapat digunakan metode survei ini.

2. Studi Kasus

Penelitian kasus adalah penelitian yang dilakukan untuk mengungkap tentang suatu keadaan secara mendalam, intensif, baik mengenai perorangan secara individual maupun kelompok lembaga masyarakat. Satuan analisis dalam studi mini dapat berupa seoarang tokoh, suatu keluarga, suatu pranata, suatu kebudayaan, atau suatu komunitas. Inti penelitian ini adalah mendeskripsikan suatu satuan analisis yang unuk atau khusus. Contoh pola sauh anak dalam keluarga muslim di kompleks perumahan panyileukan dapat menggunakan metode ini.

3. Studi Komparatif

Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti. Penelitian dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta tersebut berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Penelitian ini ditujukan untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan berdasarkan cara pandang atau kerangka berpikir tentu. Karena tujuan dan sifatnya demikian, penelitian komparatif dilakukan terhadap dua atau lebih variabel penelitian. Contoh penelitian tentang Penanaman Nilai-Nilai Keagamaan pada Keluarga Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera.

4. Studi Korelasional

Penelitian korelasional berkaitan dengan pengumpulan data untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atu lebih dan seberapa tingkat hubungannya. Studi korelasional ditujukan untuk meneliti sejauh mana variabel pada satu faktor berkaitan dengan faktor variabel lainnya.

Temuan yang dihasilkan pada penelitian jenis ini adalah sebagai berikut;

a. Korelsi Positif
Yaitu korelasi dari dua variabel atau lebih, dimana jika variabel yang satu meningkat, maka variabel yang lainnya cenderung meningkat pula, atau sebaliknya.

b. Korelasi Negatif
Yaitu korelasi dari dua variabel atau lebih, dimana jika salah satu variabelnya meningkat, maka variabel yang lainnya cenderung menurun, atau jika salah astu variabel menurun, maka variabel yang lainnya cenderung meningkat.

c. Tidak ada korelasi
Yaitu kedua variabel atau lebih tidak menunjukan adanya hubungan.

d. Korelasi sempurna
Yaitu korelasi dua variabel atau lebih, dimana kenaikan dan penurunan variabel yang satu berbanding seimbang dengan kenaikan atau penurunan variabel lainnya.

Contoh penelitian tentang hubungan kemampuan baca tulis Al-Quran dengan kebiasaan sholat pada siswa SMU islam cibadak Sukabumi, dapat menggunakan metode ini.

5. Studi Kausa komparatif

Studi kausa komparatif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan skema hubungan dan pengaruh yang lebih dalam dari dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti. Penelitian ini ditujukan untuk menentukan penyebab atau alasan adanya perbedaan perilaku atau status kelompok individual. Studi kausa komparatif ini merupakan tindak lanjut dari studi korelasional. Jika studi korolasional menggambarkan derajat objek yang diteliti , maka studi kausal komparatif menggambarkan sedemikian rupa hubungan sebab akibat.

Dalam bidang pendidikan, penelitian kausa komparatif ini tepat digunakan apabila penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan sebab akibat dan pengaruh antara dua variabel. Nilai penelitian kausa komparatif terletak pada upaya menggambarkan hubungan sebab akibat dan pengaruh tertentu berdasarkan kerangka teori pendidikan tertentu. Contoh penelitian pengaruh tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa, dapat menggunakan metode ini.

6. Analisis isi

Ricard Burd mengemukakan bahwa analisis isi adalah teknik sistematika untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobsservasi dan menganalisis perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang terpilih. Metode ini biasanya digunakan dalam penelitian komunikasi.

Dalam dunia pendidikan, analisis ini tepat digunakan apabila penelitian ditujukan untuk memahami pesan dan muatan nilai kependidikan yang terkandung dalam dokumen-dokumen penelitian.

7. Studi filsafat

Penelitian filsafat adalah metode penelitian yang fokusnya pada substansi pemikiran. Lebih menekankan pada penyajian argumentasi penalaran keilmuan yang memaparkan hasil kajian pustaka dan hasil olah pikir peneliti mengenai suatu masalah. Penelitian jenis ini berisi satu topik yang didalamnya memuat beberapa gagasan atau proposisi yang berkaitan yang harus didukung oleh data yang diperoleh dari sumber pustaka.