Jumat, 21 November 2014

Diksi

Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi daripada pemilihan kata dan gaya.
  • Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
  • Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
  • Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
Diksi memiliki beberapa bagian: pendaftaran – kata formal atau informal dalam konteks sosial – adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.

Selain itu juga Diksi, digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Atau kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
  • Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’
  • Kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
  • Menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.
KESESUAIAN DIKSI
Perbedaan ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun kadang-kadang masih ada perbedaan tambahan berupa perbedaan tata bahasa,pola kalimat, panjang atau kompleknya suatu alinea, dari beberapa segi lain. Perbedaan antara ketepatan dan kesesuaian dipersoalkan adalah apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita dengan cara yang sama dalam sebuah kesempatan dan lingkungan yang kita masuki.

A.Syarat-Syarat Kesesuaian Diksi
Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut:
  1. Hindarilah sejauh mungkin bahasa aatau unsur substandard dalam situasi yang formal.
  2. Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata popular.
  3. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
  4. Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang
  5. Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
  6. Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
  7. Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial.
Hal-hal tersebut akan diuraikan lebih lanjut dalam bagian-bagian di bawah ini :

1. Bahasa Standar dan Sub Standar
Bahasa standar adalah semacam bahasa yang dapat dibatasi sebagai tutur dari mereka yang mengenyam kehidupan ekonomis atau menduduki status sosial yang cukup dalam suatu masyarakat. Kelas ini meliputi pejabat-pejabat pemerintah, ahli bahasa, ahli hukum, dokter, pedagang, guru, penulis, penerbit, seniman, insinyur, dan lain sebagainya.
Bahasa non stsndar adalah bahasa dari mereka yang tidak memperoleh pendidikan yang tinggi. Pada dasarnya, bahasa ini dipakai untuk pergaulan biasa, tidak di pakai dalam tulisan. Kadang unsur ini digunakan juga oleh para kaum pelajar dalam bersenda gurau, dan berhumor. Bahasa non stadar juga berlaku untuk suatu wilayah yang luas dalam wilayah bahasa standar.
Bahsa standar lebih efektif dari pada bahasa non standar. Bahasa non standar biasanya cukup untuk digunakan dalam kebutuhan-kebutuhan umum.

2. Kata Ilmiah dan Kata Populer
Pilihan kata dalam hubungan dengan kesempatan yang dihadapi seseorang dapat dibagi atas beberapa macam kategori salah satunya adalah kata-kata
ilmiah melawan kata-kata populer.
Bagian terbesar dari kosa kata sebuah bahasa terdiri dari kata-kata yang umum yang dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik yang terpelajar maupun orang atau rakyat jelata. Maka kata ini dinamakan kata-kata populer.
Kata-kata ini juga dipakai dalam pertemuan-pertemuan resmi, dalam diskusi-diskusi yang khusus, dan dalam diskusi-diskusi ilmiah.
    Contoh:
  • Kata populer kata ilmiah
  • Sesuai Harmonis
  • Pecahan Fraksi
  • Aneh Eksentrik
  • Bukti Argumen
  • Kesimpulan konklusi
3. Jargon
Kata jargon mengandung beberapa pengertian.
Jargon adalah suatu bahasa,dialek, atau struktur yang dianggap kurang sopan atau aneh tetapi istilah itu dipakai juga untuk mengacu semacam bahasa atau dialek hybrid yang timbul dari percampuran bahasa-bahasa, dan sekaligus dianggap sebagai bahasa perhubungan atau lingua franca.
Jargon diartikan sebagai kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya.
Oleh karena jargon merupakan bahasa yang khusus sekali, maka tidak akan banyak artinya bila dipakai untuk suatu sasaran yang umum. Sebab itu, hendaknya dihindari sejauh mungkin unsur jargon dalam sebuah tulisan umum.

4.Kata Percakapan
Kata percakapan adalah kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan atau pergaulan orang-orang yang terdidik. Pengertian percakapan ini disini sama sekali tidak boleh disejajarkan dengan bahasa yang tidak benar, tidak terpelehara atau tidak disenangi.
Bahasa percakapan yang dimaksud disini lebih luas dari pengertian kat-kat populer, kata-kata percakapan mencakup pula sebagian kata-kata ilmiah yang biasa dipakai oleh golongan terpelajar

5.Kata Slang
Kata slang adalah kata-kata non standar yang disusun secara khas; bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan. Kadang kala kata slang yang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja.
Kata-kata slang sebenarnya bukan hanya terdapat pada golongan terpelajar, tetapi juga pada semua lapisan masyarakat.

6.Idiom
Idiom adalah pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frase, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang membentuknya, misalnya: seorang asing yang sudah mengetahui makna kata makan dan tangan, tidak akan memahami makna perasa makan tangan. Siapa yang berfikir bahwa makan tangan sama artinya dengan kena tinju atau beruntung besar ? dan selanjutnya idiom-idiom yang menggunakan kata makan seperti: makan garam, makan hati, dan senagainya.

7.Bahasa Artifisial
Yang dimaksud dengan artifisial adalah bahasa yang disusun secara seni.
Fakta dan pernyataan-pernyataan yang sederhana dapat diungkapkan dengan sederhana dan langsung tak perlu disembunyikan.
Artifisial : Ia mendengar kepak sayap kalelawar dan guyuran sisa hujan dari dedaunan, karena angin kepada kemuning.
Ia mendengar resah kuda serta langkah pedati ketika langit bersih kembali menampakkan bima sakti yang jauh.
Biasa :Ia mendengar bunyi sayap kelelawar dan sisa hujan yang ditiup angin di daun.
Ia mendengar derap kuda dan pedati ketika langit mulai terang.

Jenis-Jenis Pilihan Kata atau Diksi
1. Berdasarkan makna
a. Makna Denotatif
Makna denotasi menyatakan arti yang sebenarnya dari sebuah kata. Makna denotasi berhubungan dengan bahasa ilmiah. Makna denotasi dapat dibedakan atas dua macam relasi, pertama, relasi antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya, dan kedua relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.
Contoh: Bunga melati

b. Makna Konotatif
Makna konotatif adalah suatu jenis kata yang memiliki arti bukan sebenarnya dari sebuah kata.
Contoh: Bunga Bank

2. Berdasarkan leksikal
a. Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang sama.
Contoh:
• sayang bersinonim kasih

b. Antonim
Antonim adalah dua buah kata yang maknanya “dianggap” berlawanan.
Contoh:
• Bagus berantonim dengan jelek.

c. Homonim
Homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi maknanya berlainan.
Contoh :
• Ibu mengukur kelapa terlebih dahulu sebelum mengupas pisang itu.


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi
http://id.wikibooks.org/wiki/Fonem
http://savvior.blogspot.com/2010/10/diksi-atau-pilihan-kata.html
http://noviadevina.blogspot.com/2012/11/pengertian-diksi-dan-contohnya.html

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

PENGERTIAN EJAAN
Pengertian Ejaan ialah keseluruhan system dan peraturan penulisan bunyi bahasa untuk mencapai keseragaman. Ejaan Yang Disempurnakan adalah ejaan yang dihasilkan dari penyempurnaan atas ejaan-ejaan sebelumnya.

PEMAKAIAN HURUF
   HURUF KAPITAL
  1. Huruf pertama pada awal kalimat
  2. Huruf pertama kata yang berkenaan dengan agama,kitab suci, dan nama Tuhan termasuk kata gantinya.
  3. Huruf pertama petikan (kutipan) langsung.
  4. Huruf pertama kata yang menyatakan gelar kehormatan, gelar keagamaan, gelar keturunan, yang diikuti dengan nama orang.
  5. Huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.
  6. Huruf pertama unsur nama orang.
  7. Huruf pertama kata yang menyatakan nama bangsa, nama suku, atau nama bahasa.
  8. Huruf pertama nama tahun, nama bulan, nama hari, nama hari raya, dan nama peristiwa sejarah.
  9. Huruf pertama kata yang menyatakan nama dalam geografi.
  10. Huruf pertama kata yang menyatakan nama lembaga atau badan pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, termasuk juga singkatannya.
  11. Huruf pertama nama buku, nama majalah, nama surat kabar, judul karangan, kecuali partikel (seperti di, ke, dan dari) yang tidak terletak pada posisi awal.
  12. Huruf pertama istilah kekerabatan (seperti bapak, ibu, adik dan saudara) yang dipakai sebagai kata ganti atau kata sapaan.
  13. Huruf pertama singkatan kata yang menyatakan nama gelar, nama pangkat, dan istilah sapaan.
  14. Nama kota yang mengikuti produk ditulis dengan huruf kapital.
  15. Nama produk (karya) seni.
   HURUF KECIL
     Huruf kecil digunakan pada posisi-posisi yang tidak menggunakan huruf besar(huruf kapital). Penulisan kata dalam posisi ini bukan pada awal kalimat, bukan nama orang, atau penggunaan lain yang tidak dipersyaratkan pada penggunaaan huruf kapital. Akan tetapi, perlu diperhatikan adanya penggunaan huruf kecil yang perlu ditekankan, misalnya penulisan nama jenis, bukan nama produk, dan bukan nama tempat dalam geografi.
     Contoh :
  • kunci inggris (bukan kunci Inggris)
  • pisang ambon (bukan pisang Ambon)
   HURUF MIRING
     Huruf miring digunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan yang dicetak miring, diberi garis bawah tunggal. Huruf miring digunakan untuk :
  1. Menuliskan nama buku, nama majalah, nama surat kabar, yang dikutip dalam karangan.
  2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
  3. Menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.
   HURUF TEBAL
     Huruf tebal digunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan yang akan dicetak tebal, diberi garis bawah ganda. Huruf tebal ini berfungsi untuk menandai kata-kata yang dianggap penting, atau perlu mendapat perhatian, seperti : judul dan subjudul dalam karangan, nama (judul) tabel, atau kata yang menuntut perhatian khusus.

PELAFALAN HURUF
   PELAFALAN BAHASA INDONESIA
     Kata atau singkatan dalam bahasa indonesia dilafalkan menurut pengucapan dan pendengaran orang Indonesia.
Singkatan                    Lafal Baku                Lafal Tidak Baku
   DPR                            de pe er                           di pi ar
   KKN                          ka ka en                          ke ke en
   LSM                            el es em                           el esm

   PELAFALAN SINGKATAN ASING
Singkatan Asing                  Lafal Baku                           Lafal Tidak Baku
     Unesco                              yu nes ko                                      unesko
     Unicef                               yu ni sef                                         unisef
     UNO                                yu en ou                                      u n o; yu no
     WTC                               doubleyu ti si                                 we te ce


PENULISAN KATA
     Penulisan kata mencakup : kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, bentuk singkatan dan akronim, dan kata berimbuhan.

1. PENULISAN KATA DASAR
Penulisan kata dasar sering dihadapkan pada penulisan baku dan tidak baku. Penulisan karangan ilmiah, karangan yang di dokumentasi, dan surat menyurat resmi haru menggunakan kata baku.
2. PENULISAN KATA ULANG
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Bahasan kata ulang mencakup : gabungan kata dasar, gabungan kata berimbuhan, gabungan kata dasar berbubah bunyi, dan pengunaan gabungan kata harus ditulis berdasarkan pedoman baku sebagai berikut .
1.       Pengulangan Kata Dasar
2.       Pengulangan Kata Berimbuhan
3.       Pengulangan Gabungan Kata
4.       Pengulangan Kata Berubah Bunyi
3. PENULISAN GABUNGAN KATA
Penulisan gabungan kata mengikuti kaidah sebagai berikut :
1.       Gabungan kata yang berupa kata majemuk, bagian-bagiannya dituliskan terpisah.
2.       Gabungan kata serangkai.
3.       Gabungan kata terikat dan kata bebas.
4. PENULISAN KATA DEPAN
Kata depan di dan ke dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya, sedangkan awalan di- dan ke- dituliskan serangkai dengan kata yang mengiringinya.
5. PENULISAN KATA GANTI
Kata ganti dalam bahasa Indonesia, seperti aku, saya, kita, kau, kamu, engkau, dia, dan mereka yang digunakan secara lengkap seperti itu harus ditulis terpisah. Akan tetapi, kata ganti yang dipendekkan : aku menjadi -ku, kamu menjadi -mu, engkau menjadi kau- atau dia menjadi -nya harus ditulis serangkai.
6. PENULISAN KATA SERAPAN
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah
7. PENYESUAIAN AKHIRAN ASING
Akhiran dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Jadi, kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping diserap juga kata standard, implemen, dan objek.


TANDA BACA
Tanda baca merupakan unsur yang penting dalam bahasa tulis. Tanda baca dapat membantu pembaca untuk dapat memahami jalan pikiran penulisnya. Alangkah sulitnya kita memahami suatu tulisan yang tidak dilengkapi dengan tanda baca.

   TANDA TITIK (.)
   Penulisan singkatan nama perusahaan dengan huruf kapital tidak disertai titik. Sebaliknya, singkatan gelar akademik dan singkatan nama orang harus menggunakan titik.
   
   TANDA KOMA (,)
  1. Tanda koma wajib digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu atau pembilangan.
  2. Tanda koma wajib digunakan untuk kalimat majemuk setara, baik majemuk setara berlawanan, gabungan, urutan, maupun pilihan.
  3. Tanda koma tidak digunakan pada kalimat majemuk bertingkat yang diawali dengan induk kalimat. Sebaliknya, kalimat yang diawali dengan anak kalimat dan diikuti induk kalimat harus dipisahkan oleh koma.
  4. Tanda koma wajib digunakan untuk memisahkan kata transisi penghubung antarkalimat.
  5. Dalam pedoman ejaan lama, kata yang biasa disebut kata seru selalu diikuti tanda seru.
  6. Kata seru (fatis) seperti wah, ah, aduh, kasihan, o, dan ya harus diikuti koma.
  7. Tanda koma digunakan untuk memisahkan unsur atau bagian alamat yang ditulis menyamping. Jika ditulis ke bawah, unsur tersebut tidak diakhiri koma.
  8. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga.
  9. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi. Keterangan tambahan adalah keterangan yang disisipkan dalam kalimat yang sudah lengkap.
   TITIK DUA (:)
     Titik dua sering digunakan secara tidak tepat, terutama dalam kalimat yang mengandung rincian. Hal itu tidak akan terjadi jika para penulis memperhatikan kaidah berikut :
  1. Tanda titik dua digunakan pada kalimat lengkap yang diberi rincian berupa kata atau frasa.
  2. Titik dua tidak digunakan sebelum rincian yang merupakan pelengkap kalimat yang mengakhiri pernyataan.
  3. Titik dua harus diganti dengan titik satu pada kalimat lengkap yang diikuti suatu rincian berupa kalimat lengkap, dan tanda akhir rincian diakhiri titik.
  4. Titik dua diganti titik.
   TANDA HUBUNG (-)
  1. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
  2. Selain digunakan pada kata ulang, tanda hubung digunakan untuk merangkaikan.
   TANDA PISAH (-) 
     Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat, menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.



Sumber : 
H.S., Widjono. 2012. Bahasa Indonesia : Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo

Kamis, 16 Oktober 2014

Ragam Bahasa

  Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.

Ragam Bahasa Berdasarkan Media
            Berdasarkan media yang digunakan, ragam bahasa dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
1.      Ragam bahasa lisan ditandai dengan penggunaan lafal atau pengucapan, intonasi (lagu kalimat), kosakata, penggunaan tata bahasa dalam pembentukan kata, dan penyusunan kalimat.
2.      Ragam bahasa tulis ditandai dengan kecermatan menggunakan ejaan dan tanda baca (yang secara tepat dapat melambangkan intonasi), kosa kata, penggunaan tata bahasa dalam pembentukan kata, penyusunan kalimat, paragraph, dan wacana.        

Ragam Bahasa Berdasarkan Waktu
            Berdasarkan waktu terdapat ragam bahasa lama dan ragam bahasa baru (modern).
1.      Ragam bahasa lama digunakan dalam penulisan naskah-naskah lama (kuno). Ragam ini perlu dipahami oleh setiap orang yang bermaksud mengkaji peristiwa-peristiwa masa lalu.
2.      Ragam bahasa baru (modern) merupakan kata-kata baru, Ejaan yang Disempurnakan, dan mengekspresikan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasi
      
       Ragam Bahasa Ilmiah
            Ragam bahasa ilmiah adalah sarana verbal yang efektif, efisien, baik, dan benar. Ragam ini digunakan untuk mengkomunikasikan proses kegiatan dan hasil penalaran ilmiah.
       Ragam Bahasa Pidato
            Ragam bahasa pidato dipengaruhi oleh :
-          Tujuan (menghibur, memberi tahu, mengajak/meminta).
-          Situasi (resmi, setengah resmi, tidak resmi).
-          Pendekatan isi pidato (pendekatan akademis/intelektual, pendekatan moral).
Ragam Pidato Ilmiah
     Pidato ilmiah terdiri beberapa jenis, antara lain : presentasi makalah ilmiah, presentasi skripsi, presentasi tesis, presentasi desertasi, dan pidato pengukuhan guru besar. Penulisan makalah ilmiah dilanjutkan dengan presentasi, diskusi dan tanya jawab. Sedangkan penulisan skripsi, tesis, atas disertasi dilanjutkan dengan presentasi, pertanyaan ujian, dan diakhiri dengan penentuan kelulusan.
Ragam Pidato Resmi
Kata resmi mempunyai beberapa pengertian.
1.      Resmi karena situasinya, misalnya : pidato kenegaraan oleh pejabat Negara.
2.      Resmi karena kemuliaan isi dan situasinya, misalnya : khotbah agama.
3.      Resmi karena informasi dan situasi penyampaian dalam suatu upacara, misalnya : pidato akad nikah.
4.      Resmi karena isi atau materi mengandung kebenaran universal dan disampaikan untuk mewakili suatu Negara.
      
       Ragam Bahasa Tulis Resmi
Ragam bahasa tulis resmi ditandai oleh :
1.      Penyajian materi/ pesan yang bersifat mulia dan kebenaran yang bersifat universal.
2.      Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara eksplisit dan konsisten.
3.      Penggunaan bentuk lengkap, bentuk yang tidak disingkat.
4.      Penggunaan imbuhan secara eksplisit dan konsisten.
5.      Penggunaan kata ganti resmi dan menghindara penggunaan kata ganti tidak resmi.
6.      Penggunaan pola frasi yang baku.
7.      Penggunaan ejaan yang baku pada bahasa tulis, dan lafal yang baku pada bahasa lisan.
8.      Tidak menggunakan unsur tidak baku.

       Ragam Bahasa Sastra
            Ragam ini mengutamakan unsur-unsur keindahan seni, penulis cenderung menekankan gaya pengungkapan simbolik dengan memadukan unsur intrinsik dan ekstrinsik. Namun, ragam ini sering digunakan juga dalam iklan promosi produk komersial, terutama dalam upaya menyentuh perasaan konsumen yang menekankan kesenangan, keindahan, kenyamanan , dll. Beda bahasa sastra dan iklan terletak pada tujuannya. Ragam sastra menyenangkan bagi pembacanya tanpa mendorong pembaca untuk membeli suatu produk, sedangkan iklan bersifat persuasive agar pembaca (pendengar) membeli produk.

       Ragam Bahasa Berita
            Ragam bahasa berita digunakan dalam pemberitaan di media elektronik (televise, radio), media cetak (majalah, surat kabar), dan jurnal. Bahasa berita menyajikan fakta secara utuh dan objektif. Untuk menjamin objektivitas berita, penyaji perlu memerhatikan hal berikut :
1.      Tidak menambah atau mengurangi fakta yang disajikan.
2.      Tidak mengubah fakta berdasarkan pendapat penyaji.
3.      Tidak menambah tanggapan pribadi.
4.      Tidak memihak kepada siapa pun.
5.      Tidak menggunakan perasaan suka atau tidak suka.


Contoh-contoh dari Ragam Bahasa :

Contoh Ragam bahasa lisan
       Kita dalam rapat kerja ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah konsep baru yang kreatif. Hasil kerja ini akan dijadikan acuan pada program kerja 2015. Oleh karena itu, kita semua di tempat ini diharapkan dapat bekerja secara serius sesuai dengan jadwal dan target yang sudah ditetapkan. Untuk itu, kita semua disediakan sarana yang dapat mendukung pencapaian target tersebut. Apa pun yang anda perlukan untuk mencapai target tersebut dapan disediakan.

Contoh Ragam bahasa tulis
       Kehadiran dan kecepatan perkembangan teknologi informasi (TI) telah menyebabkan terjadinya proses perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan. Kehadiran TI tidak memberikan pilihan lain kepada dunia pendidikan selain turut serta dalam memanfaatkannya. TI sekarang ini memungkinkan terjadinya proses komunikasi yang bersifat global dari dan keseluruh penjuru dunia sehingga batas wilayah suatu Negara menjadi tiada dan Negara-negara di dunia terhubungkan menjadi satu kesatuan yang disebut global village atau desa dunia. Melalui pemanfaatan TI, siapa saja dapat memperoleh layanan pendidikan dan institusi pendidikan mana saja, dan kapan saja dikehendaki.

Contoh Ragam Bahasa Berita
       Bank Central Indonesia (BCI) sudah bisa menutup seluruh kerugian yang diderita akibat krisis moneter pada tahun 1998 yang mencapai Rp 75,5 miliar. Oleh karena itu, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Central Indonesia, Rabu (25-5-2005), di Jakarta memutuskan membagikan dividen untuk tahun 2004, setelah sejak tahun 1998 tidak pernah membagikannya. Dividen yang dibagikan sebesar Rp 6,4 miliar atau Rp 17,14 per saham. Jumlah itu merupakan 87,5 persen dari nilai laba bersih setelah dikurangi kerugian kumulatif.


Contoh Ragam Bahasa Sastra
       Dalam beberapa hari ini, kesepian menyelimuti diriku. Aku lelah oleh wajah-wajah kitab yang suram. Aku menyewa kereta kuda menuju kediaman Bayu. Sewaktu aku telah berada di tengah-tengah pepohonan cemara yang amat indah, dimana terlihat banyak sekali orang sedang berpelesir, kusir itu mengambil jalan tengah dan terlindungi pohon-pohon willow di pinggirnya. Dengan melewati jalan itu kami bisa menikmati indahnya rerumpunan hijau, pohon-pohon anggur, dan banyak sekali bunga-bunga yang sedang mekar.
       Ketika kereta itu memasuki taman yang luas di depan sebuah rumah terpencil, aku melihat Bayu datang menyambut kehadiranku. Beliau membawaku masuk ke dalam rumahnya dengan sambutan sepenuh hati dan duduk sekenanya di sampingku, seperti seorang ayah ketika menjumpai puteranya sendiri. Ia menghujani aku dengan pertanyaan sekitar kehidupanku, masa depanku, dan pendidikanku. Aku pun menjawab dengan paparan suara penuh ambisi dan bersemangat. Sebab aku mendengar dengingan himne keagungan di telinga, dan aku sedang melayari lautan impian penuh harapan. Beberapa menit kemudian muncul wanita muda yang cantik memakai gaun putih kemilau, indah muncul dari balik daun pintu bertirai beludru melangkah ke arahku. Aku dan Bayu bangun dari kursi untuk menyambutnya.


Contoh Ragam Bahasa Ilmiah
       Keputusan strategis mempunyai implikasi yang kompleks bagi kegiatan bisnis. Keputusan pembauran pelanggan dengan strategi memenangkan persaingan akan mempengaruhi keseluruhan unit kerja usaha atau divisi usaha yang lain. Semua divisi tersebut akan dipengaruhi oleh alokasi dan relokasi tanggung jawab dan pemberdayaan sumber daya yang ditimbulkan oleh suatu keputusan. Masing-masing akan memberdayakan potensinya demi keberhasilan keputusan strategi tersebut. Divisi perencanaan, keuangan, produksi, pemasaran, transportasi, dan sumber daya manusia membentuk suatu jaringan yang kokoh sehingga terjalin kerja sama yang terpadu. Hasilnya, target strategi tersebut dapat dicapai secara efisien, efektif, baik, dan benar, dan berlangsung untuk perencanaan bisnis dalam jangka panjang


Sumber : H.S., Widjono. 2012. Bahasa Indonesia : Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo

Jumat, 03 Oktober 2014

Bahasa

Pengertian Bahasa

Secara umum bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau berkomunikasi berupa lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia, untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan seseorang.
Bahasa terdiri atas kumpulan kata yang apabila di gabungkan akan memiliki makna tersendiri.  Bahasa diciptakan sebagai alat komunikasi universal yang diharapkan dapat dimengerti oleh setiap manusia untuk melakukan suatu interaksi sosial dengan manusia lainnya.
Oleh karena itu, kita harus memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata tersebut sesuai dengan aturan tata bahasa yang ada, agar makna yang terkandung di setiap kalimat dapat tersampaikan dengan baik dan jelas.


Fungsi Bahasa

·         Bahasa sebagai alat komunikasi
Bahasa sudah digunakan sejak zaman nenek moyang kita, untuk berinteraksi dengan orang lain guna menyampaikan maksud yang ada di dalam hati dan fikiran seseorang. Dengan menggunakan bahasa, manusia dapat berhubungan dengan alam sekitarnya, terutama dengan manusia lainnya. Melalui bahasa pulalah manusia dapat bekerja sama dengan manusia lainnya untuk mencapai suatu tujuan.

·         Bahasa sebagai alat ekspresi diri
Bahasa merupakan wujud dari ekspresi diri, karena melalui bahasalah manusia dapat menyatakan secara terbuka, segala sesuatu yang tersirat di dalam pikirannya kepada orang lain dengan gayanya masing-masing. Ada banyak hal yang menyebabkan manusia mengekspresikan dirinya melalui bahasa , diantaranya untuk membebaskan diri dari tekanan emosi, untuk mengungkapkan kebahagiaan yang tengah dirasakan, untuk menarik perhatian orang lain dan lain sebagainya.

·         Sebagai alat kontrol sosial
Bahasa mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Apabila seseorang berbahasa dengan menggunakan bahasa yang kasar itu merupakan cerminan diri orang tersebut. Oleh karena itu kontrol sosial melalui bahasa sebaiknya ditanamkan pada diri seseorang sejak dini agar seseorang dapat berinteraksi dengan baik di masyarakat.

·         Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial
Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berintegrasi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Bahasa yang digunakan hendaknya harus sesuai dengan kondisi daerah/Negara setempat. Misalnya apabila kita berada di Cina, kita tidak mungkin menggunakan bahasa Jawa untuk berinteraksi dengan penduduk sekitar, karena penduduk Cina tidak mungkin mengerti dengan bahasa yang kita gunakan. Oleh karena itu kita harus menyesuaikan bahasa dimana kita berada.


Ragam Bahasa Indonesia

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.

1.      Tempat                        : dialek Jakarta, dialek Sunda, dll.
2.      Penutur                        : golongan cendekiawan, golongan bukan cendekiawan.
3.      Sarana                         : ragam lisan, ragam tulis.
4.      Bidang penggunaan    : ragam surat kabar, ragam ilmu,dsb.
5.      Suasana penggunaan   : ragam resmi, ragam santai / tidak resmi.
6.      Topik pembicaraan      : ragam hukum, ekonomi, bisnis, olahraga, dll.


Sifat Ragam Bahasa Ilmu

1. Baku
Ragam bahasa ilmu termasuk ragam bahasa baku. Oleh karena itu, ragam bahasa ilmu mengikuti kaidah-kaidah baku, yakni EYD, dan dalam ragam lisan menggunakan ucapan yang baku, menggunakan kata-kata, struktur frasa,dan kalimat yang baku atau sudah dibakukan.

2. Denotatif
Kata-kata dan istilah yang digunakan haruslah bermakna lugas, bukan konotatif dan tidak bermakna ganda.

3. Berkomunikasi dengan pikiran dari pada perasaan
Ragam bahasa ilmu lebih bersifat tenang, jelas, tidak berlebih-lebihan atau hemat, dan tidak emosional.

4. Kohesif
Agar tercipta hubungan gramatik antara unsur-unsur, baik dalam kalimat maupun dalam alinea, dan juga hubungan antara alinea yang satu dengan alinea yang lainnya bersifat padu maka digunakan alat-alat penghubung,seperti kata-kata penunjuk, dan kata-kata penghubung.

5. Koheren
Semua unsur pembentuk kalimat atau alinea mendukung satu makna atau ide pokok.

6. Konsisten
Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah, singkatan,tanda-tanda, dan juga penggunaan kata ganti diri.

7. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.

8. Efektif
Ide yang diungkapkan sesuai dengan ide yang dimaksudkan baik oleh penutur atau oleh penulis, maupun oleh penyimak atau pembaca.

9. Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.

Senin, 07 Juli 2014

Kebijakan Moneter & Kebijakan Fiskal

Pengertian Kebijakan Moneter (Monetary Policy)
Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar

2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policu)

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :

1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.

4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

Tujuan Kebijakan Moneter
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.

Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.


Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.


Pengertian Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy)
Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah.

Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.

Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :

1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.

2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.

3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter#Tujuan_Kebijakan_Moneter
http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-kebijakan-moneter-dan-kebijakan-fiskal-instrumen-serta-penjelasannya.html

Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional yaitu:
- Nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam suatu periode tertentu (satu tahun)
        dihitung berdasarkan nilai pasar
- Jumlah balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi karena penggunaan faktor produksi untuk
         menghasilkan barang dan jasa dalam satu periode tertentu (satu tahun)
- Jumlah pengeluaran nasional untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan

Konsep Pendapatan Nasional
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) yaitu:
Nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh warga masyarakat (termasuk warga negara asing) di  dalam suatu negara dalam periode tertentu biasanya satu tahun dinyatakan dalam jumlah uang.

Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product yaitu
Seluruh nilai produksi barang dan jasa dinyatakan dalam jumlah uang yang dihasilkan masyarakat suatu negara baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negri dalam kurun waktu satu tahun ( hasil produksi perusahaan asing/warga negara asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut tidak dihitung)
PNB = PDB + PFPN

Jika PDB lebih besar dari PNB maka penanaman modal asing (PMA) lebih besar dari penanaman modal negara itu di luar negeri. Negara-negara berkembang biasanya PDB lebih besar dari PNB

PFPN (Pendapatan Faktor Produksi Neto), yaitu Selisih antara Pendapatan Faktor Produksi Neto dari Luar Negeri dikurangi Pembayaran Faktor Produksi Neto ke Luar Negeri

Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP) yaitu
Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam periode tertentu, biasanya satu tahun setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan penggantian barang modal (replacement)
PNN = PNB – (Penyusutan + Pengantian Barang Modal)

Pendapatan Nasional Neto (PNN) atau Pendapatan Nasional (PN) atau Net National Income (NNI) yaitu
Jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat dalam kurun waktu satu tahun setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
Contoh pajak tidak langsung:  pajak penjualan, pajak impor, bea ekspor, cukai, pajak pertambahan nilai (PPN),  dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM)
PN = PNN – Pajak tidak langsung + Subsidi

Pendapatan Perseorangan atau Personal Income (PI) yaitu
Jumlah seluruh penerimaan masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi laba ditahan, iuran asuransi,iuran jaminan social, pajak perseroan dan ditambah transfer payment.
PI = PN – (Pajak perseroan + Laba ditahan + Iuran) + Transfer payment

Pendapatan disposibel atau Disposible Income (DI) yaitu
Pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan, penerimaannya setelah dikurangi pajak lansung
DI = PI – Pajak langsung

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional
1. Pendekatan Pendatan (Income Approach)
Pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan penerimaan (balas jasa) dari faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa pada kurun waktu satu tahun.
Bentuk balas jasa dari faktor produksi :
Tenaga kerja – upah (gaji) atau wage (w)
Tanah – sewa atau rent (r)
Modal – bunga atau interest (i)
Kewirausahaan/pengusaha – laba (keuntungan) atau profit (p)
NI = w + r + i + p  

2. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
Pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan seluruh penge-luaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara dalam satu tahun.
Pengeluaran yang dijumlahkan meliputi :
- Pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk pembelian barang dan jasa  untuk memenuhi kebutuhan saat 
        ini (C)
- Pengeluaran pemerintah  untuk membayar gaji PNS, membeli pera-latan, perbaikan jalan, pembelian
        senjata, dll (G)
- Pengeluaran investasi atau pembentukan modal tetap domestik bruto berupa pembelian alat-alat
        produksi, bangunan baru, pembangunan jembatan, jaringan irigasi, dll (I)
- Ekspor neto yaitu selisih antara ekspor dengan impor (X – M)
PDB = C + G + I + ( X – M)  

3. Pendekatan Produksi (Production Approach)
Pendapatan  nasional  dihitung dengan  menjumlahkan  nilai  produksi barang dan jasa akhir (barang dan jasa jadi) selama satu tahun.
Penghitungan pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan seluruh nilai produk jadi yang dihasilkan suatu negara selama periode tertentu
NI = estraktif  + agraris + industri + niaga + jasa
NI = E + A + I + N + J

Manfaat dan Tujuan Mempelajari Pendapatan Nasional
Manfaat mempelajari penghitungan pendapatan nasional:
1. sumber informasi bagi pemerintah untuk menilai efektivitas kebijakan yang telah diambil
2. menggambarkan jenis perkonomian dan strukturnya
3. membandingkan perekonomian antar negara/antar daerah
4. memperkirakan perubahan pendapatan riil
5. membandingkan perekonomian antar negara
6. membandingkan tingkat kemajuan ekonomi dari waktu ke waktu
7. merumuskan kebijakan pemerintah

Tujuan mempelajari penghitungan pendapatan nasional:
1. mengetahui perkembangan pendapatan dari tahun ke tahun
2. mengetahui struktur perekonomian suatu negara, apakah negara agraris atau negara industri
3. mengetahui kemajuan suatu negara dalam mencapai kemakmuran
4. mengetahui pertumbuhan perekonomian

Kendala / Kelemahan Pendapatan Nasional
Kelemahan-kelemahan dari perhitungan pendapatan nasional terutama disebabkan dengan terbatasnya data yang ada, lebih-lebih untuk negara berkembang. Sumber data yang tersedia seringkali tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Oleh karena itu untuk menghitung tingkat pendapatan nasional banyak sekali ditemui hambatan-hambatan dalam memperoleh data, seperti data pendapatan penduduk yang masih banyak sekali kelemahan-kelemahan dalam cara perhitungan, data mengenai jumlah penduduk dan sebagainya yang kesemuanya itu tidak terlepas dari keterbatasan petugas di lapangan dan juga terbatasnya biaya. Hal ini akan berbeda sekali keadaannya bila dibandingkan dengan negara-negara maju.

Dari uraian diatas, didukung juga dari adanya suatu kesepakatan oleh para ahli ekonomi pembangunan, bahwa pendapatan nasional perkapita (GNP perkapita) ini memang tidak dapat dijadikan suatu ukuran dalam menilai keberhasilan pembangunan walaupun ukuran ini masih terus dipakai oleh banyak negara di negara berkembang. Adapun alasan yang dapat dikemukakan adalah, bahwa ukuran ini tidak dapat menunjukan bagaimana pendapatan nasional didistribusikan dan siapa yang sebetulnya menikmati pertumbuhan ekonomi. Sebab dapat saja pertumbuhan pendapatan nasional dan pendapatan nasional perkapita menyembunyikan kenyataan, bahwa posisi ekonomi golongan miskin tidak bertambah baik atau malah bertambah buruk bersamaan dengan bertambah lebarnya jurang perbedaan di antara yang kaya dengan yang miskin.

Sumber :
http://himawanpras67.blogspot.com/2013/03/pendapatan-nasional.html
http://riesdis.wordpress.com/2011/05/12/pendapatan-nasional/

Kamis, 19 Juni 2014

Macam-macam dan Ciri-ciri Pasar

Secara garis besar, pengertian pasar dapat digolongkan menjadi pasar nyata (konkrit) dan pasar tidak nyata (abstrak).
Pasar nyata adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Pada pasar ini pembeli dan penjual melakukan kontak fisik. Contoh: pasar tradisional.
Pada pasar abstrak, pembeli dan penjual tidak harus melakukan pertemuan. Dengan memanfaatkan teknologi (telepon, internet, dan sebagainya), pembeli dan penjual tidak harus bertemu untuk mengadakan transaksi. Contoh: bursa komoditi, bursa saham, dan sebagainya.

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar persaingan sempurna adalah pasar di mana penjual dan pembeli sangat banyak sehingga harga tidak dapat ditentukan oleh seseorang melainkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan.
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna:
a)    pembeli dan penjual banyak sehingga penjual dan pembeli secara perseorangan tidak dapat sesukanya menentukan harga di pasar
b)    barang yang diperjualbelikan bersifat homogen
c)    pemerintah tidak ikut campur dalam pembentukan harga
d)    pembeli bebas memilih produk
e)    penjual dan pembeli mengetahui keadaan pasar.

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Pasar persaingan monopolistik didefinisikan sebagai suatu keadaan pasar dimana terdapat banyak produsen yang memasarkan suatu produk yang memiliki kegunaan inti yang sama, namun berbeda dalam brand loyalty dan pelayanan (service).
Ciri-ciri Pasar Persaingan Monopolistik :
a)        Banyak produsen dalam satu industri.
b)        Bebas masuk dan keluar (free entry and exit).
c)        Produk berbeda corak (differentiated product).
Karakteristik Pasar Persaingan Monopolistik
a)        Produk yang terdiferensiasi (differentiated product).
b)        Jumlah perusahaan banyak dalam industri (large number of firms).
c)        Bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit).

·         Keseimbangan Jangka Pendek
Keseimbangan perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik terjadi apabila syarat MC = MR terpenuhi. Karena memiliki daya monopoli, walau terbatas, kondisi keseimbangan perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan monopolistik sama dengan perusahaan yang bergerak dalam pasar monopoli.

·         Keseimbangan Jangka Panjang
Keseimbangan perusahaan dalam jangka panjang pada pasar persaingan monopolistik ditandai oleh LMC = SMC = MR. Dalam jangka panjang perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik hanya memperoleh laba normal. Hal ini terjadi karena pada pasar persaingan monopolistik tidak ada hambatan yang berarti bagi masuknya perusahaan baru sehingga bagian pasar (market share) setiap perusahaan akan semakin mengecil. Semakin banyak perusahaan baru masuk kedalam suatu industri, semakin besar kapasitas produksi, sehingga dalam jangka panjang perusahaan hanya memperoleh laba normal.

·         Efek Kapasitas dan Efisiensi Jangka Panjang
Pada pasar persaingan monopolistik perusahaan cenderung berproduksi dibawah kapasitas optimum jangka panjang (tingkat output dimana LAC minimum). Ini berarti bahwa pada persaingan monopolistik akan terjadi ekses kapasitas, yaitu perusahaan menghasilkan output kurang dari tingkat output optimum jangka panjang. Faktor yang mendorong perusahaan berkecendrungan demikian adalah untuk memperoleh laba yang lebih besar dari laba normal. Sebab jika perusahaan berproduksi pada tingkat output optimal jangka panjang, perusahaan hanya akan memperoleh laba normal. Implikasi dari kecendrungan ini adalah pada pasar persaingan monopolistik konsumen akan membayar dengan harga yang lebih tinggi dan dalam jumlah yang lebih sedikit.

PASAR OLIGOPOLI
Pasar oligopoli adalah suatu pasar di mana hanya terdapat sedikit penjual yang saling bersaing dengan jumlah pembeli yang banyak.
Ciri-ciri pasar oligopoli:
a)    hanya ada beberapa perusahaan yang mendominasi pasar
b)    barang yang dihasilkan atau dijual bersifat sama
c)    sulit untuk masuk ke pasar karena investasinya tinggi
d)    timbulnya pasar oligopoli ini disebabkan proses produksi menuntut dipergunakannya teknologi modern yang mendorong ke arah produksi secara besar-besaran sehingga persaingan melalui iklan sangat kuat.

PASAR MONOPOLI
Pasar monopoli adalah suatu pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai perdagangan barang atau jasa. Satu penjual tersebut menguasai penjualan sehingga mereka bebas menentukan harga dan barang yang dijualnya.
Ciri-ciri pasar monopoli:
a)    hanya ada satu penjual
b)    pembeli tidak punya pilihan lain dalam membeli barang
c)    tidak ada perusahaan yang dapat membuat barang substitusi yang sempurna
d)    harga ditentukan oleh perusahaan.

Berdasarkan Waktu Terjadinya
a.     Pasar Harian
Yaitu pasar yang berlangsung setiap hari.
b.    Pasar Mingguan
Yaitu pasar yang berlangsung seminggu/sepekan sekali.
c.     Pasar Bulanan
Yaitu pasar yang berlangsung sebulan sekali.
d.    Pasar Tahunan
Yaitu pasar yang berlangsung setahun sekali. Pasar ini bersifat nasional bahkan internasional.
e. Pasar temporer 
Yaitu pasar yang dapat terjadi sewaktu-waktu dalam waktu yang tidak tentu (tidak rutin) pasar ini biasanya terjadi pada peristiwa tertentu. Misalnya pasar murah, bazar, dan pasar karena ada perayaan kemerdekaan RI.


sumber :