Rabu, 09 April 2014

Ruang Lingkup Ekonomi

DEFINISI  EKONOMI
Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat membuat pilihan (dengan atau tanpa uang) menggunakan sumbersumber yang terbatas, dengan cara atau alternatif terbaik untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai pemuas kebutuhan manusia yang (relatif) tidak terbatas. Barang dan jasa yang dihasilkan kemudian didistribusikan untuk kebutuhan konsumsi sekarang dan di masa yang akan datang kepada berbagai individu dan kelompok masyarakat.
Secara fundamental dan historis, ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Ilmu Ekonomi Positif
Hanya membahas deskripsi mengenai fakta, situasi dan hubungan yang terjadi dalam ekonomi. Merupakan ilmu yang melibatkan diri dalam masalah “apakah yang terjadi”. Oleh karena itu ilmu ekonomi netral terhadap nilai – nilai. Artinya, ilmu ekonomi positif atau bebas nilai, hanya menjelaskan ‘apakah harga itu’ dan ‘apakah yang terjadi jika harga itu naik atau turun’ bukan ‘apakah harga itu adil atau tidak.

2. Ilmu ekonomi normatif
Membahas pertimbangan – pertimbangan nilai etika. Ilmu ekonomi normatif beranggapan bahwa ilmu ekonomi harus melibatkan diri dalam mencari jawaban atas masalah “apakah yang seharusnya terjadi”.
Ilmu ekonomi sebagai bagian dari ilmu sosial, tentu berkaitan dengan bidang disiplin akademis ilmu sosial lainnya, seperti ilmu politik, sosiologi, psikologi, antropologi, sejarah, geografi dll. Sebagai disiplin yang mengkaji tentang aspek ekonomi dan tingkah laku manusia, juga berarti mengkajiperistiwa – peristiwa ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa tujuan ilmu ekonomi adalah untuk mencari pengertian tentang hubungan peristiwa ekonomi, baik berupa hubungan kasual maupun fungsional dan untuk dapat menguasai masalah – masalah ekonomi yang di hadapi oleh masyarakat.

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah “ekonomi” sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan νόμος (nomos) yang berarti “peraturan, aturan, hukum“. Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.” Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.


METODELOGI EKONOMI
Sering disebut sebagai The queen of social sciences, ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematikastatistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.


MASALAH POKOK EKONOMI
Pokok masalah ekonomi ada tiga, yaitu: produksi, konsumsi dan distribusi.
   ·  Produksi, menyangkut masalah usaha atau kegiatan mencipta atau menambah kegunaan suatu             benda.
   ·  Konsumsi, menyangkut kegiatan menghabiskan atau mengurangi kegunaan suatu benda.
   ·  Distribusi, menyangkut kegiatan menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen.


SISTEM PEREKONOMIAN
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.
Ada 4 sistem perekonomian di dunia :
      1. Perekonomian terencana
Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu komunisme dan sosialisme. Sebagai wujud pemikiran Karl Marx, komunisme adalah sistem yang mengharuskan pemerintah memiliki dan menggunakan seluruh faktor produksi. Namun, lanjutnya, kepemilikan pemerintah atas faktor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara; Ketika perekonomian masyarakat dianggap telah matang, pemerintah harus memberikan hak atas faktor-faktor produksi itu kepada para buruh. Uni Soviet dan banyak negara Eropa Timur lainnya menggunakan sistem ekonomi ini hingga akhir abad ke-20. Namun saat ini, hanya Kuba, Korea Utara, Vietnam, dan RRC yang menggunakan sistem ini. Negara-negara itu pun tidak sepenuhnya mengatur faktor produksi. China, misalnya, mulai melonggarkan peraturan dan memperbolehkan perusahaan swasta mengontrol faktor produksinya sendiri.
      
      2. Sistem ekonomi tradisional
Pada kehidupan masyarakat tradisional berkembang suatu sistem ekonomi tradisional. Dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan bergantung pada sumber daya alam. masyarakat juga memproduksi barang pemenuh kebutuhan yang di produksi hanya untuk kebutuhan tiap-tiap rumah tangga. dengan demikian rumah tangga dapat bertindak sebagai konsumen, produsen, dan keduannya.
      
      3.Perekonomian pasar
Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan liberalisme untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan.
      
      4.Perekonomian pasar campuran
Perekonomian pasar campuran atau mixed market economies adalah gabungan antara sistem perekonomian pasar dan terencana. Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang benar-benar melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana, bahkan negara seperti Amerika Serikat. Meskipun dikenal sangat bebas, pemerintah Amerika Serikat tetap mengeluarkan beberapa peraturan yang membatasi kegiatan ekonomi. Misalnya larangan untuk menjual barang-barang tertentu untuk anak di bawah umur, pengontrolan iklan (advertising), dan lain-lain. Begitu pula dengan negara-negara perekonomian terencana. Saat ini, banyak negara-negara Blok Timuryang telah melakukan privatisasi—pengubahan status perusahaaan pemerintah menjadi perusahaan swasta.


Apa sistem perekonomian di Indonesia ?
Negara Indonesia menggunakan sistem ekonomi campuran. Dimana pemerintah memadukan dua sistem ekonomi sekaligus yaitu sistem ekonomi pasar dan terencana atau terpimpin, namun tidak pernah lepas dari nilai-nilai landasan Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945

Apa Dasar Hukum perekonomian di Indonesia ?
Perekonomian Indonesia saat ini cukup menarik perhatian banyak kalangan, baik itu dari akademisi, pengusaha, dan bahkan warga negara asing. Mereka yakin dengan potensi kebangkitan ekonomi yang akan dihadapi Indonesia kedepan. Melimpahnya sumber daya alam dan sumber daya manusia selalu menjadi nilai tambah bagi perkembangan ekonomi di Indonesia. Pada kenyataannya, memang perkembangan ekonomi di Indonesia sudah berkembang cukup pesat sehingga wajar jika banyak pengusaha-pengusaha asing melakukan investasi di Indonesia. Namun selepas dari itu, pemerintah tidak dapat semata-mata hanya mengembangkan ekonominya dengan menyerahkannya kepada pasar. Ada batas-batas dan ketentuan-ketentuan yang sudah diatur dalam Konstitusi Indonesia.
UUD 45 telah mengatur mengenai dasar-dasar aturan perekonomian nasional yang tercantum pada Pasal 33 pada ayat 1,2,3 dan 4 :
Ayat 1 : Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
Ayat 2 : Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hidup orang banyak dikuasai                            oleh Negara.
Ayat 3 : Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan                      sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Ayat 4 : Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip                                 kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,                                     serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.


Sejarah perekonomian di Indonesia
A.    MASA PASCA KEMERDEKAAN INDONESIA (1945-1950)

        Kondisi perekonomian Indonesia pada masa ini sangatlah buruk, hal itu disebabkan karena :
  1. Inflasi ini dikarenakan adanya mata uang lebih dari satu yang beredar di masyarakat yang tidak terkendali. Pada saat itu, pemerintah menyatakan bahwa di Indonesia berlaku 3 mata uang, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belada, dan mata uang pendudukan Jepang. Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan yang kertas baru, yaitu ORI ( Oeng Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. padahal berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar dapat mempengaruhi kenikan tingkat harga.
  2. Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negeri RI.
  3. Kas Negara kosong
  4. Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan


B.    MASA DEMOKRASI LIBERAL (1950-1957)
            Pada masa ini sistem ekonomi menggunakan prinsip-prinsip liberal. Perekonomian diserahkan pada pasar sesuai teori-teori mazhab klasik yang menyatakan laissez faire laissez passer. Padahal pengusaha pribumi masih lemah dan belum bisa bersaing dengan pengusaha nonpribumi, terutama pengusaha Cina. hal itu mengakibatkan memburuknya sistem perekonomian Indonesia karena pengusaha dari pribumi kalah saing dengan pengusaha dari nonpribumi. Padahal pada saat itu Indonesia masih baru merdeka.

      Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi. Antara lain :

a)      Gunting Syariffudin, yaitu pemotongan nilai uang (sanering) 20 Maret 1950.

b)      Program Benteng (kabinet Natsir), yaitu upaya menumbuhkan wiraswasrawan pribumi dan mendorong importir nasional agar bisa bersaing dengan perusahaan asing

c)      Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951 lewat UU no.24 tahun 1951 dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.

d)      Sistem ekonomi Ali-Baba (kabinet Ali Sastroamijoyo I)  yaitu penggalangan kerjasama antara penusaha cina dan pengusaha pribumi.

e)      Pembatalan sepihak atas hasil-asil KMB, termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda.


C.     MASA DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1967)
            Pada masa ini Indonesia menjalan sistem demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme dimana yang mengendalikan sistem ekonomi adalah peran pemerintah sepenuhnya secara dominan. Pada sistem ekonomi tersebut pemerintah yang bertanggung jawab sepenuhnya kepada keadaan ekonomi. Pemerintah juga mengambil beberapa keputusan namun keputusan tersebut belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia. Keputusan-keputusan yang diambil pemerintah, antara lain :

Devaluasi yang diumumkan pada 25 Agustus 1959 menurunkan nilai uang sebagai berikut :Uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50, uang kertas pecahan Rp 1000 menjadi Rp 100, dan semua simpanan di bank yang melebihi 25.000 dibekukan.
Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp 1000 menjadi Rp 1.
Keputusan-keputusan yang diambil pemerintah juga belum dapat memperbaiki keadaan ekonomi di Indonesia. Seperti Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965, keputusan yang dilakukan pemerintah untuk menekan angka inflasi malah berujung pada meningkatnya angka inflasi. Kegagalan-kegagalan dalam tindakan moneter tersebut diperparah karena pemerintah tidak menghemat pengeluaran-pengeluarannya. Pemilihan sistem demokrasi terpimpin ini bisa diartikan bahwa Indonsia berkiblat ke Timur (sosialis) baik dalam poltik, ekonomi, maupun bidang-bidang lainnya.

D.    MASA ORDE BARU
          Masa orde baru merupakan sebutan masa pemerintahan presidan Soeharto. Pada awal orde baru, stabilitsi ekonomi dan stabilitasi politik menjadi prioritas utama. Program pemerintah berorientasi pada usaha pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan negara dn pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pengendalian inflasi mutlak dibutuhkan, karena pada tahun 1966 tingkat inflasi kurang lebih 650% per tahun. Pemerintah pada masa orde baru berusaha menurunkan inflasi dan menstabilkan harga.

            Pada masa orde baru ini, pemerintah memilih sistem ekonomi campuran dalam kerangka sistem ekonomi demokrasi pancasila. Sistem ekonomi campuran merupakan  paktek dari salah satu teori Keynes tentang campur tangan pemerintah dalam perekonomian secara terbatas. Sistem campuran ini pemerintah dan swasta saling bekerja dan berinteraksi dalam menyelesaikan masalah. Pemerintah turut serta dalam kegiatan transaksi ekonomi. Kebijakan-kebijakan pemerintah mulai berkiblat pada teori-teori keynesian. Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di segala bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan : kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan, pembagian pendapatan. Kesempatan kerja, kesemptan berusaha, pertisipasi wanita dan generasi muda, penyebaran pembangunan, dan peradilan.

            Seiring dengan berkembangnya perekonomian Indonesia terjadi juga praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu, pembangunan di Indonesia hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik dan sosial yang adil. Selain itu, Indonesia juga mengalami krisis yang merupakan akibat dari ekonomi global. Harga-harga naik, nilai rupiah melemah sangat serta timbulnya kekacuan disegala bidang.

E.     ORDE REFORMASI
         Pemerintahan presiden B.J. Habibie yang mengawali masa reformasi belum memberikan perubahan yang cukup baik dalam bidang ekonomi. Kebjakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik. Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahidbelum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkam negara dari keterpurukan sedangkan banyak persoalan yang harus dihadapi dari masa orde baru yaitu masalah KKN, pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah. Dikarenakan presiden terlibat skandal yang menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat akhirnya kedudukannya digantikan oleh presiden Megawati.

Masa Kepemimpinan Megawati Soekarno Putri
           Masalah-masalah yang mendesak untuk dipecah adalah pemulihan ekonomi dan penegakkan hukum. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi antara lain :

Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemun Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun.
Kebjakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan Negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perushaaan Negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban Negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4.1%. Namun, kenijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing.
Pada masa ini juga didirikannya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Dalam pelaksanaannya KPK belum dalam memberikan bukti yang konkrit dalam pemberantasan korupsi. Padahal korupsi sangat menganggu jalannya pembangunan nasional dan banyak para investor yang ragu untuk berinvestasi di Indonesia karena permasalahan ini.

 Masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono Hingga Saat Ini
            Pada masa kepemimpinan SBY, beliau telah membuat kebijakan yang kontroversi yaitu dengan naiknya harga BBM, hal ini dikarenakan naiknya harga minyak dunia. Kenaikan BBM tersebut dilakukan untuk meningkatkan pendapatan Negara. Kebiajakan untuk menaikan harga BBM dilakukan untuk menyelamatkan pendapat nasional Indonesia. Kebijakan tersebut diikut sertakan dengan keluarnya kebijakan pemerintah dengan memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai) kepada masyarakat miskin dan masyarakat berpenghasilan rendah. Namun, BLT tersebut tidak berjalan dengan lancer karena tidak sampai ke tangan yang berhak dan menimbulkan permasalahan social. 

Dikit demi sedikit presiden juga mulai memberantas korupsi, karena korupsi itu merugikan Negara dan juga mengambil hak rakyat. Hal tersebut sangat mendapat respon positif dari masyarakat. Dalam penanganan masalah korupsi ini presiden tidak memancang bulu siapa pun yang berbuat korupsi dan apapun jabatannya yang melakukan tindak korupsi akan diadili sesuai undang-undang yang berlaku.

Perekonomian Indonesia saat ini bisa dibilang menganut sistem liberalis/kapitalis. Hal ini dapat dilihat karena pemerintah membebaskan rakyatnya untuk beraktivitas, termasuk dalam kegiatan ekonomi. Namun, pada akhirnya kaum pemodallah yang memegang kekuasaan penting dalam kegiatan ekonomi ini, sehingga yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin menjadi lebih miskin. Sistem perekonomian ini dirasakan belum mampu membuat masyarakat sejahtera.

Dengan adanya masalah-masalah dalam perekonomian Indonesia diharapkan pemerintah dapat lebih peka untuk mengatasi masalah ini agar masyarakat semuany dapat hidup sejahtera. Selain itu, masalah KKN yang semakin maraknya terjadi yang dapat menghancurkan negara ini bisa dapat diatasi dengan baik. Seperti halnya mereka yang memakai uang negara, seharusnya uang tersebut bisa saja digunakan untuk memberikan bantuan kepada rakyat yang  tidak mampu, karena dengan seperti itu pemerataan kesejahteraan rakyat bisa saja terjadi.




Sumber Materi : 
http://hasmitaoktiani.wordpress.com/2012/06/07/sejarah-perekonomian-indonesia/
http://mohyudha.wordpress.com/2011/09/07/dasar-hukum-perekonomian-nasional/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian
http://rizqirahmanoki.blogspot.com/2013/03/definisi-ruang-lingkup-ilmu-ekonomi.html
http://oziekonomi.wordpress.com/materi/materi-kelas-x/masalah-pokok-ekonomi/
http://www.ekonoomi.com/2013/10/sistem-ekonomi-indonesia-sekarang-ini.html

Selasa, 03 Desember 2013

Peranan Komunikasi Dalam Organisasi


1.      Pengertian Komunikasi
       Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau ‘common” dalam Bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan makna, “commonness”.  Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau sikap kita dengan partisipan lainnya.
       Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan.

2.      Pengertian Organisasi
Interaksi dan kerja sama ini akan terus berkembang dengan teratur sehingga membentuk wadah yang disebut dengan organisasi. Interaksi atau hubungan antar individu-individu dan kelompok/tim dalam setiap organisasi akan memunculkan harapan-harapan. Harapan ini kemudian akan menimbulkan peranan-peranan tertentu yang harus diemban oleh masing-masing individu untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi/kelompok. Sebuah organisasi memang dibentuk sebagai wadah yang didalamnya berkumpul sejumlah orang yang menjalankan serangkaian aktivitas tertentu secara teratur guna tercapainya tujuan yang telah disepakati bersama. Terlebih dalam kehidupan masyarakat modern, manusia merasa bahwa selain mengatur dirinya sendiri, ia juga perlu mengatur lingkungannya, memelihara ketertiban, mengelola dan mengontrolnya lewat serangkaian aktifitas yang kita kenal dengan manajemen dan organisasi. William (1956) menyebutnya dengan istilah “TheOrganisation Man”.

3.      Peran Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi dalam organisasi adalah komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989: 214). Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer, paling tidak ada dua alasan, pertama, komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai; kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana para manajer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses Komunikasi memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan manajer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompo dapat tercapai. Jadi seorang manajer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain. Sebahagian besar waktu seorang manajer dihabiskan untuk kegiatan komunikasi, baik tatap muka atau melalui media seperti Telephone, Hand Phone dengan bawahan, staf, langganan dsb. Manajer melakukakan komunikasi tertulis seperti pembuatan memo, surat dan laporan-laporan.

Jadi yang dimaksud dengan Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
     Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:

a)      Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing system).  Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi.  Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi.  Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.

b)      Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.  Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
·         Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.  Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.  Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:
a.       Keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah.
b.      Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi.
c.       Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi.
d.      Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
 ·        Berkaitan dengan pesan atau message.  Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.  Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

c)      Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.  Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.  Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

d)     Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.  Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata.  Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

4.      Unsur – Unsur Komunikasi
Dalam proses komunikasi ada tiga unsur yang mutlak harus dipenuhi karena merupakan suatu bentuk kesatuan yang utuh dan bulat . Bila salah satu unsur tidak ada , maka komunikasi tidak akan pernah terjadi . Dengan demikian , setiap unsur dalam komunikasi itu memiliki hubungan yang sangat erat dan slaing ketergantungan satu dengan lainnya . Artinya , keberhasilan komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut . Unsur - unsur komunikasi yaitu :

  • Komunikator / pengirim / sender . 
Merupakan orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada komunikan . Komunikator bisa tunggal , kelompok , atau organisasi pengirim berita . Komunikator bertanggung jawab dalam hal mengirim berita dengan jelas , memilih media yang ocok untuk menyampaikan pesan tersebut , dan meminta kejelasan apakah pesan telah diterima dengan baik . Untuk itu , seorang komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi harus memperhatikan dengan siapa dia berkomunikasi , apa yang akan dia sampaikan , dan bagaimana cara menyampaikannya .
  • Komunikan / penerima / receiver. \
Merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator . Dalam proses komunikasi , penerima pesan bertanggung jawab untuk dapat mengerti isi pesan yang disampaikan dengan baik dan benar . Penerima pesan juga memberikan umpan balik kepada pengirim pesan untuk memastikan bahwa pesan telah diterima dan dimengerti secara sempurna .

  • Saluran / media / channel .

Merupakan saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada komunikan dan sebaliknya . Pesan dapat berupa kata - kata atau tulisan , tiruan , gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim melalui berbagai channel yang berbeda seperti telepon , televisi , fax , photo copy , email , sandi morse , semaphore , sms , dan sebagainya . Pemilihan channel dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan( Wursanto , 1994 ) .

5.      Proses Komunikasi Organisasi
Komunikasi Internal :
Proses komunikasi di antara para pengurus dan anggota dalam ruang lingkup suatu organisasi, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal, sehingga kerja organisasi dapat berjalan. Komunikasi internal terdiri atas empat bagian, yaitu :
1.    Downward Communication (komunikasi dari atas ke bawah) :
Komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajer atau supervisor mengirimkan pesan kepada bawahannya.
Fungsi komunikasi dari atas ke bawah antara lain :
a.    Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja.
b.    Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan.
c.    Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku.
d.   Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Metode komunikasi dari atas ke bawah antara lain :
a.    Metode tulisan.
b.    Metode lisan.
c.    Metode tulisan diikuti lisan.
d.   Metode lisan diikuti tulisan.
2.    Upward Communication (komunikasi dari bawah ke atas) :
Komunikasi yang terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya.
Fungsi komunikasi dari bawah ke atas antara lain :
a.    Penyampaian informai tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan.
b.  Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan.
c.    Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan.
d.   Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. Alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat sulit dan rumit :
a.    Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka.
b.    Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami pegawai.
c.    Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai.
d.   Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang 
disampaikan pegawai.
3.    Horizontal Communication (komunikasi sesama) :
Komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara.
Fungsi komunikasi sesama antara lain :
a.    Memperbaiki koordinasi tugas.
b.    Upaya pemecahan masalah.
c.    Saling berbagi informasi.
d.   Upaya pemecahan konflik.
e.    Membina hubungan dan mempererat kekeluargaan melalui kegiatan bersama.
4.    Interline Communication (komunikasi lintas saluran) :
Komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab
mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Kondisi yang harus dipenuhi dalam komunikasi lintas-saluran :
a.    Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta izin terlebih dahulu dari atasannya langsung.
b. Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus memberitahukan hasil komunikasinya kepada atasannya.

Sumber : Wikipedia
               Wikipedia
               Wikipedia
               http://irma-mintuna.blogspot.com/2013/03/peran-komunikasi-dalam-organisasi.html

Definisi Organisasi & Pengalaman Organisasi

Pengertian Organisasi

Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali, dengan memanfaatkan sumber daya (dana, material, lingkungan, metode, sarana, prasarana, data) dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan bersama.

Selain artian diatas, masih banyak pengertian organisasi yang disampaikan beberapa pakar, antara lain :
1. Drs. H Malayu S.P. Hasibuan mengartikan organisasi sebagai prosespenentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama.
2. Stoner mengartikan suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang dibawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.

Selain pengertian di atas, masih banyak lagi pengertian yang di ungkapkan oleh para tokoh tentang definisi dari organisasi.

Tujuan Organisasi

Setiap manusia yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama, menciptakan sebuah wadah atau badan dimana mereka saling berusaha untuk mewujudkan tujuan tersebut. Dan hal ini lah yang menjadi sebab adanya tujuan dari sebuah organisasi. Tujuan dicerminkan oleh sasaran yang harus dilakukan baik dalam jangka pendek, maupun jangka panjang.

Tujuan dari sebuah organisasi sangat mempengaruhi kinerja dari organisasi itu sendiri maupun untuk mencari massa atau anggota baru dalam pengembangan sebuah organisasi dan untuk menjaga kaderisasi anggota. Kaderisasi bertujuan untuk menjaga sebuah organisasi tetap bisa bertahan dan eksis dalam jangka waktu yang panjang.

Ada beberapa tingkatan pengelompokan yang mendefinisikan prioritas sebuah tujuan organisasi :

1. Tujuan atau Misi umum : Pernyataan luas, atau tujuan dalam skala umum yang mendefinisikan bagaimana tercipta sebuah organisasi tersebut, biasanya tidak berubah dari tahun ke tahun dan sering menjadi pernyataan pertama dalam konstitusi sebuah organisasi.
2. Tujuan adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang sebuah organisasi itu ingin di capai. Merupakan bagian dari tujuan dan misi dari sebuah organisasi, tujuan seperti ini bisa seperti ini bisa berubah dari tahun ke tahun tergantung pada kesepakatan dari kelompok tersebut.
3. Tujuan merupakan deskripsi dari apa yang harus dilakukan berasal dari tujuan, spesifik yang jelas. laporan tugas terukur untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari sebuah kelompok, biasanya memiliki jangka pendek dan batas waktu tertentu.

Pemilihan tujuan dari setiap organisasi sangat penting, karena dengan hal tersebut, bisa menjadi semangat kerja, dan rasa bertanggungjawab, komitmen dan motivasi dari setiap anggota dalam sebuah kelompok.

Manfaat Organisasi

Mengikuti atau menjadi bagian dari sebuah organisasi mempunyai dampak sangat besar untuk kehidupan, karena dalam sebuah organisasi bisa di ibaratkan sebagai masyarakat dalam lingkup kecil. Selalu ada masalah yang perlu dipecahkan bersama, sikap saling menjaga dan bertanggungjawab terhadap keutuhan anggota atau pun mempertahankan sebuah kelompok, memberikan gambaran sebuah perjuangan panjang, dan ini akan sangat membantu ketika dalam penyelesaian masalah atau memberikan masukan kepada masyarakat dalam lingkup luas.
Selain itu beberapa manfaat lain yang bisa diperoleh dalam sebuah organisasi antara lain :
1. Tercapainya sebuah tujuan : Organisasi dibentuk dari tujuan-tujuan bersama yang berkaitan, maka pencapaian tujuan yang dilakukan oleh orang banyak atau dalam artian anggota sebuah kelompok lebih berpeluang untuk mencapai tujuan yang lebih maksimal dan efektif.
2. Melatih mental bicara di publik : mental berbicara didepan umum tidak setiap orang bisa peroleh dengan mudah, harus dengan pelatihan lama dan berkala. Sebuah organisasi, kelompok belajar, atau kelompok studi ilmiah bagi para mahasiswa adalah sebuah wadah yang tepat untuk pengembangan public speaking.
3. Mudah memecahkan masalah : karena dalam sebuah organisasi permasalahan adalah hal yang sangat sering terjadi, entah karena perbedaan pendapat atau permasalahan dalam segi fiskal sebuah kelompok. Pemecahan dari setiap permasalahan yang ada mengajarkan bagaimana harus bersikap dan menyikapi permasalahan yang ada dalam kehidupan masyarakat yang lebih kompleks dan majemuk.

Selain hal-hal diatas, masih banyak manfaat organisasi yang bisa diperoleh, namun disini tidak dijabarkan lebih lanjut, hal lain yang bisa kita dapatkan antara lain :
1. Melatih Leadership
2. Memperluas pergaulan
3. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan
4. Membentuk karakteristik seseorang
5. Kuat dalam menghadapi tekanan
6. Mampu mengatur waktu dengan sangat baik
7. Sebagai ajang pembelajaran kerja yang sesungguhnya


Pengalaman Organisasi

         Pengalaman saya dalam berorganisasi berawal dari SMK, disana saya pernah mengikuti organisasi di bidang ROHIS. Di dalam Rohis saya menemukan banyak teman, saya juga mendapat arti dan manfaat dari organisasi tersebut. Pada organisasi tersebut ada sebuah tim marawis untuk mengisi acara-acara sekolah. Ada juga kegiatan kita selain marawis , seperti pengajian, adzan bergiliran setiap masuk waktu sholat dan juga kegiatan bersih-bersih masjid seminggu sekali secara bergantian. 

          Dan pada saat mendekati Hari Raya Idul Adha yang identik dengan hewan kurban, organisasi tersebut ditunjuk dan di percaya untuk mengkoordinir semua anggota / panitia pada acara tersebut, dalam panitia tersebut banyak kakak kelas yang turut ikut ambil bagian. Mendekati Idul Adha para panitia semakin sibuk dengan tugasnya masing-masing, ada yang sibuk mencari dana, ada juga yang sibuk mendata para siswa yang berhak mendapat daging. Semakin dekat dengan hari H para panitia mempersiapkan  kurban-kurban yang akan di sembelih. 

           Memang dalam persiapan tersebut banyak mendapat kendala ataupun masalah. Tetapi kami para panitia tidak menyerah dalam keadaan tersebut, kami saling membantu satu sama lain. Acara  pun berjalan dengan sangat baik, nampak jelas dari wajah para panitia yang sangat senang karena acara yang dipersiapkan berjalan dengan baik. Kami diperlihatkan oleh kakak-kakak kelas kita dimana nanti menjadi sebuah pelatihan dan pembelajaran untuk kita nanti yang akan mengurus acara-acara seperti ini.


            Kesimpulan yang bisa saya ambil, organisasi bisa membuat kita berkomitmen, saling kerja sama. Maka dari itu Organisasi sangat bermanfaat, selama kegiatan-kegiatan tersebut masih baik untuk di ikuti.


Sumber Gambar : Google
            
           

Minggu, 27 Januari 2013

Kearifan Lokal


Spiritual tergantung dari hubungan pribadi kita kepada Yang Maha Kuasa, sedangkan budaya terkait dengan akar yang dalam dari segala tindakan kita dalam kehidupan yang sesuai dengan jati diri kita.
Ada contoh dari Acara Ritual di Keraton Surakarta untuk menanak nasi yang diperuntukkan ”Jumenengan”, acara besar di Keraton. Nasi dimasak menggunakan ”Dandang” (alat memasak nasi) Kyai Sedudho. Segala macam beras dimasak, berasnya harus diperoleh dengan cara ditumbuk dengan ”lesung” (alat tumbuk padi tradisional). Yang menyalakan api ”Sinuwun” (Raja), dengan menggunakan”merang” (jerami). Selama menanak nasi, Dzikir ”La illa ha Illalah” berkumandang terus menerus tidak boleh berhenti. Ini adalah penerapan budaya sekaligus agama. Vibrasi dzikir, mantra yang ditujukan kepada nasi mempunyai pengaruh yang luar biasa. Menumbuk padi memakai lesung menimbulkan irama yang akan mempengaruhi beras. ”Lesung” dan ”alu”(alat penumbuk padi) adalah simbol yoni dan lingga. Semuanya kembali kepada alam. Segala hal ritual mempunyai benang merah dengan faktual.
Anggapan bahwa peninggalan nenek moyang yang kebetulan beragama lain dengan agama yang dianut mayoritas pada saat ini sehingga memandangnya hanya sebagai komoditi pariwisata adalah kurang bijaksana. Masih banyak pengetahuan yang dapat kita gali, bukan tentang agamanya tetapi ilmu pengetahuan yang mendasarinya. Kita lupa bagian-bagian dari candi masing-masing mempunyai makna. Kita lupa para Visvakarma leluhur kita yang menetapkan sebuah bangunan bukan sekedar bangunan, tetapi mempunyai makna yang dalam. Bagi yang mempelajari ”feng shui” bagaimana meletakkan bangunan di pusat-pusat energi yang akan mempunyai pengaruh yang luar biasa. Candi bukan sekedar tempat pemujaaan, tetapi merupakan sebuah Mandala. 

Prinsip Prinsip sosial dasar Kemasyarakatan Dan Pengaruhnya Terhadap Kemandirian Bangsa


Banyak dari masyarakat yang kurang memahami moral sosial ( moral dalam kehidupan berbangsa ) , bahwa moral sosial tidak hanya dilihat dari tatacara berpakaian atau tatacara tutur kata. Hakikinya Moral sosial adalah sudut pandang dari cara berpikir.

Dalam artikel- artikel saya sebelumnya yang membahas permasalahan moral, yang diantaranya:

1. ” Definisi Moral? ” yang memiliki poin:
     ” Moral haruslah terdefinisi agar masing-masing dari masyarakat tidak liar dalam mengartikan moral.      Namun moral juga tidak boleh distandarisasi oleh sebuah lembaga sehingga menjadi dotrin. Moral tidak boleh terjebak dengan standarisasi versi sebuah lembaga atau versi oleh satu individu, moral adalah sikap abstrak yang keluar dari penjabaran manusia, pengembaraan spiritual, sesuai pengalaman masing-masing individu “.

2. ” Akar polapikir manusia ” , yang memiliki poin:
” kita sebagai masyarakat timur tidak kalah secara budaya, atau kita sama majunya dengan masyarakat barat. Yang terpenting kita mulai mencari identitas dari akar kita sendiri, yaitu paham moralitas.
Mulai mencari masa pencerahan kita sendiri. kita tidak bisa mencapai tujuan dengan keyakinan yang semu
Bagaimana kita mau mencari tujuan? sedangkan kita sendiri belum paham siapa kita sesungguhnya.
Bahwa setiap manusia memiliki identitas baik disadari maupun tidak, sifat-sifat dasar tersebut terbawa oleh genetika dari para leluhur kita yang berasalkan dari Timur “.

3. ” Definisi politik yang membumi ” ( Dasar Politik versi Aristoteles ), yang memiliki poin:
Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama “. Sebuah definisi yang sungguh jauh dari apa yang kita bayangkan.
Memang definisi politik banyak sekali mengalami perjalanan panjang oleh beberapa ahli politik dengan kondisinya ( sesuai masanya), seperti : Adam Smith, Cicero, Friedrich Engels, Immanuel Kant, John Locke, Karl Marx, Lenin, Martin Luther, Max Weber, Nicolo Machiavelli, Rousseau, Samuel P Huntington, Thomas Hobbes, Antonio Gramsci, Harold Crouch, Douglas E Ramage.
Namun, bila kita kembalikan ke esensi filsafat politik seperti Aristoteles, begitu membuminya definisi politik.
Bahwa kita sebagai warga negara, melakukan sesuatu untuk kebaikan bersama , adalah tindakan politik. 

4. ” Spiritual Law of Humanity ” , yang memiliki poin:
” Dengan segala perbedaan sebagai ciri khas budaya Indonesia, idealnya kita memiliki falsafah bahwa ” Perbedaan itu ada untuk saling memahami, bukan saling menghakimi “. Sehingga dengan segala perbedaan yang ada di Indonesia, justru menjadi sumber kekuatan kita, sehingga mampu memberikan contoh kepada bangsa-bangsa lain dalam hal menghargai perbedaan dengan berlandaskan ketulusan.
Maka, bertindaklah selayaknya kita semua bersaudara, sebagai anak cucu bumi pertiwi, karena Apapun agamamu, asalmu, bahasamu..kita semua adalah bangsa Indonesia.

Maka artikel ini ( Prinsip Moral Sosial ) adalah usaha saya untuk memperinci dalam hal penyebaran gagasan moral sosial terhadap problematika sosial yang terjadi pada dunia, khususnya pada masyarakat bangsa Indonesia. Adapun untuk memperjelas gagasan ini, saya memperincinya sesuai dengan keadaan yang terjadi saat ini.

1. Antara Moral Sosial dan moral Agama 

Perbedaan mendasar Moral sosial dan moral agama adalah pada tujuannya, memang ajaran moral banyak terdapat dalam kitab-kitab suci yang bila disimpulkan menjadi kaidah emas ( golden rule ) namun prinsip kitab suci adalah aturan-aturan yang dibuat oleh Tuhan, juga dengan harapan akan pengampunannya yang disertai Karma atau dalam agama monoteis : surga dan neraka.
Maka moral agama adalah perbuatan yang akan dipertanggung jawabkan nantinya terhadap hubungan manusia khusus dengan Tuhan. Sedangkan moral sosial adalah tindakan kita terhadap manusia lain, dimana perbuatan itu berdampak langsung dengan kehidupan antar sesama manusianya.
Tanggung jawab kita terhadap lingkungan sekitar. Dimana tindakan bermoral atau amoral akan berdampak langsung dengan kehidupan sekitar. Berbuat baik karena kita menginginkan kebaikan ada di dunia ini, atau berbuat tindakan amoral / kesalahan, namun dengan meninggalkan sudut pandang pembenaran ( membenarkan kesalahan, menjadi sikap yang umum saja ) dengan sudut pandang moral, kesalahan tidak bias dengan pembenaran, kita menyadari bahwa perbuatan tersebut adalah amoral, sehingga kesadaran tersebut akan mulai kita perbaiki perlahan.
Hal prinsip akan gagasan moral sosial, adalah meyakini agama yang kita yakini, tanpa menyalahkan agama lain, karena hak tersebut adalah hak Tuhan, maka kita sebagai manusia yang hidup di bumi yang bisa kita lakukan adalah saling menghormati harkat dan martabat sesama manusia.

a. Moral Sosial dan Akhlak
Seperti yang dituliskan diatas bahwa akhlak adalah bagian dari moral agama, maka bermoral memiliki perbedaan prinsip dengan akhlak, sebuah analogi: orang yang tak menganut agama atau mempercayai keberadaan Tuhan pun bisa bermoral atau sebaliknya, namun mereka tidak mengenal akhlak dikarenakan ketiadaan menganut moral agama tertentu .

b. Moral Sosial dan Budipekerti
Moral Sosial dan budipekerti memiliki kesamaan arti, namun perbedaannya budipekerti adalah salah satu bagian dari moral sosial, sedangkan gagasan moral sosial mencakup ke cara pikir manusia .


2. Antara Moral Sosial dan Logika 

Masyarakat pada umumnya memiliki standarisasi bahwa polapikir adalah logika, kesalahan ini memiliki banyak faktor ( sejarah peradaban, juga kolonialisme termasuk ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg di eropa turut membesarkan perkembangan Logika ) para pemikir Logika dimulai dari era Thales ( era yunani ) Ptolemius ( ere helenic ) St Thomas aquinas ( era Baroque ) samapai era renaissance dimana para pemikir logika berkembang pada abad 15 dan didukung dengan penemuan mesin cetak, sehingga kebiasaan membaca tidak lagi menjadi kalangan eksklusif, namun mulai menyebar ke masyarakat umum di barat, juga faktor adanya era kolonialisme yang dimualai abad ke 16, dalam gagasan westernisasi penduduk lokal, termasuk mengedepankan logika.

Sedangkan pemikir moral para pemikir dari timur: Saya kutip pembahasan dari bukunya Jan Romein , buku Aera- Europa.. di sebutkan ( bahwa , dunia pernah mengalami krisis moral global ( 300-500 bc ) kemudian datanglah beberapa orang yang berusaha mengatasi krisis tersebut : di cina ada Lao tse dan Confusius ( Kong hucu ) di india ada Sidharta Gautama, di persia ada Zarathustra , di mesir ada Akhenaton ( satu2nya pharaoh yg percaya akan satu Tuhan/ monoistic ) mereka semua mengharapkan agar terbentuknya pola pikir berdasarkan moralitas, kembali ke masa awal dimana manusia tunduk kepada Tuhan).

Namun karena pemikir besar moral terwakili menjadi agama, maka manusia merasa tabu untuk membuka buku-buku para pemikir tersebut, beda dengan mudahnya kita membaca buku etika Aristoteles atau sang pangeran Nicollo Machiavelli atau Spinoza.

Disinilah sekatan- sekatan ajaran moral terbentur, sekatan yang dibuat oleh manusianya sendiri.

Pemakaian logika bukanlah suatu hal yang buruk.. .. tapi terbukti pada abad ini terjadi abad ketidak pastian, termasuk ketidak pastian agama-agama dihadapan tantangan logika.

a. Perbedaan sudut pandang
Logika memakai sudut pandang bahwa segala sesuatu ( argumen , pandangan dan gagasan ) harus memiliki bukti empiris atau nyata, maka bila ada gagasan yang tak bisa terjelaskan, walaupun faktanya ada ..maka akan disebutkan ilmu metafisik, atau tak bernalar. Namun ditengah pencarian kepastian oleh logika memiliki beberapa kerancuan, bila kita analogikan: YxY= X ( Y = masalah atau angka , X = kebenaran atau kepastian ) sebuah analogi 1×1 = 1 , hal yang pasti namun belum tentu benar, karena 3 - 2 pun hasilnya juga 1, 5 - 4 pun hasilnya sama, dan seterusnya.

Maka kebenaran dalam logika akan selalu terjadi ketidak pastian.

Dan hal ini pun berlaku terhadap berbagai masalah ( diluar kalkulasi yang hanya sebagai analogi )

b. Kesamaan sudut pandang
Ada beberapa kesamaan sudut pandang dalam moral dan logika, salah satunya tentang etika berdiskusi atau etika dalam pekerjaan dan seterusnya


3. Antara Moral dan Amoral
Moral sosial secara sikap dan polapikir hanya memiliki dua barometer, bermoral atau tidak ( Amoral ) maka tak ada ruang lagi untuk melakukan dalih ( denial ) pembenaran sikap ( kemunafikan ) yang selalu menganggap baik segala perbuatannya, walaupun jelas-jelas tindakan tersebut salah. Dalam sudut pandang moral, tindakan menyeleweng ( misalnya ) terhadap suami/ atau istri adalah tindakan amoral, atau tindakan korupsi adalah tindakan amoral , tanpa bisa memakai dalih untuk membenarkan tindakan tersebut.


4. Antara Moral Sosial dan Budaya

Banyak dalam kebiasan budaya atau adat istiadat atau kebijakan kuno yang sudah berumur lebih lama dari keberadaan sebuah bangsa, dalam hal ini Indonesia. Sebuah contoh : pandangan mengukur / menakar orang dari bebet bibit bobot.. ini sudah tidak memiliki korelasi lagi terhadap perkembangan moral sosial, dimana kita melihat sifat sesama manusia berdasarkan caranya bersikap, bukan bebet bibit bobotnya.
Juga seperti falsafah-falsafah lain yang sudah tak memiliki kekuatan dalam menyeimbangan derasnya era globalisasi, maka langkah progresive moral sosial pun sangat berhubungan dengan budaya lokal.


5. Antara Moral Sosial dan identitas bangsa

Bangsa-bangsa di belahan bumi lain yang umurnya sudah lebih panjang, memiliki kecendrungan memiliki karakter yang sama terhadap polapikir masyarakatnya, seperti polapikir USA yang sangat eropa sekali ( asal usul pendatang ) juga karakter bangsa Jepang dan India yang sudah begitu kental dikarenakan budaya-budaya kuno atau kisah-kisah legenda yang sudah terpatri didalam pikiran setiap masyarakatnya, sehingga membentuk menjadi identitas bangsanya.
Dalam hal Indonesia, mengingat usia Indonesia yang masih muda ( 66 tahun ) yang sebelumnya adalah kerajaan-kerajaan lokal.
Maka budaya yang ada di Indonesia adalah budaya sumatra atau budaya kalimantan, budaya jawa, budaya sulawesi dan seterusnya, budaya yang jauh lebih tua keberadaannya dari keberadaan negara Indonesia ( hal yang lumrah mengingat negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia ).


6. Aplikasi moral sosial

Maka kita harus memiliki metode dalam menjalankan gagasan moral sosial ini, bisa kita memanfaatkan era informasi yang tanpa batas , misalnya dengan menyebarkan paham ini dengan media elektronik, media TV , media koran atau dunia maya.. dan tak kalah penting penyebaran gagasan dari mulut ke mulut dalam diskusi dalam komunitas dari yang terkecil sampai terbesar.
a. Hambatan
Hambatan penyebaran gagasan moral sosial ini adalah, resistensi oleh orang-orang yang menentang pluralisme, juga kelompok prejudis radikal, juga termasuk waktu sebagai kendala utama. Bahwa gagasan penyebaran ini tidak bisa berlangsung secara instan, namun perlahan, karena siapapun yang membicarakan gagasan moral sosial harus benar- benar memahami gagasan ini secara keseluruhan.

b. Peluang
Mengingat penjelasan diatas, bahwa sesungguhnya Indonesia belum meiliki benang merah karakter bangsa, maka dengan gagasan ini kita memulainya dengan membentuk budaya baru dengan identitas ke Indonesiaan, bisa dengan cara mengumpulkan falsafah- falsafah kuno dan mengambil baik-baiknya yang sesuai dengan jaman.
Atau membuat budaya baru yang sesuai dengan keadaan cara bersikap masyarakat saat ini yang memiliki kecendrungan : apatisme, gampang mengeluh, gampang putus asa, tidak berpikiran panjang, gampang terprovokasi, memiliki kecendrungan vandalisme.. dengan kesadaran ini kita bisa membuat budaya atau falsafah baru yang bisa mengubah sikap-sikap negatif agar tidak menjadi karakter bangsa yang serba negatif, menjadikannya karakter bangsa Indonesia baru yang memasuki era pencerahannya.

c. Cara efektif
Tentu gagasan ini, walaupun berasal dari masyarakat namun perlu menggandeng tokoh yang memiliki orientasi kemanusiaan, sehingga saat membicarakannya di media , gagasan ini akan tampak nyata. Juga dengan adanya forum - forum diskusi ( baik di dunia nyata atau dunia maya ) yang membicarakan perihal gagasan moral sosial ini, menjadi pemikiran yang massive ( besar ), sehingga polapikir masyarakat tidak terjebak dengan permasalahan politik yang ada, namun focus untuk menyiapkan masadepannya sendiri, masadepan bangsa yang nantinya akan dipenuhi oleh masyarakat yang bermoral, dan otomatis pemerintah masadepan yang notabene bagian dari masyarakat juga memiliki landasan moral yang kuat.

d. Peran Pemerintah 
Juga harus adanya peran pemerintahuntuk mengkampanyekan gagasan penyebaran moral sosial melalui media koran, radio atau televisi, agar menjadikan gagasan ini terbentuk menjadi budaya.
Hal ini adalah upaya untuk menyeimbangakan pemberitaan media yang selalu negatif, sehingga tanpa disadari pemberitaan negatif yang dilakukan berulang-ulang ini mejadikan masyarakat yang bermental negatif, prejudis, apatis atau dalam kasus tertentu menjadi vandalis ( tentu hal ini terjadi atas dasar sikap masyarakat yang frustasi )
Maka agar efesien dan menjauhi dari bentuk kampanye politik, maka penyebaran gagasan dalam sebuah iklan di televisi, haruslah diperankan oleh artis, bukan oleh pejabat , baik Eksekutif, Legislatif maupun Yudikatif. Minimal durasi kampanye gagasan moral sosial ini disiarkan dua kali dalam satu hari ( hal ini bukanlah bentuk dari doktrinisasi, namun penyuluhan yang memiliki tujuan baik ) , tentu kampanye ini harus dibawahi oleh departemen MENKOKESRA atau MENSOS. Agar sesuai dengan perannya.

e. Penerapan mata pelajaran/ kurikulum perihal moral sosial 
Mengingat era ORBA menggabungkan pendidikan Pendidikan Moral Pancasila yang dimulai dari dini tidak memiliki keberhasilan, atau bisa disebutkan doktrinisasi yang gagal, mengapa?
Prinsipnya moral adalah cara sudut pandang, sedangkan PANCASILA adalah ideologi sebuah bangsa yang bersifat politik ( walaupun didalamnya terdapat falsafah moral ) , namun jelas antara sudut pandang dan landasan politik kebangsaan memiliki perbedaan yang besar.
Maka pendidikan moral sosial sebaiknya dimulai dari dini, tentu dengan cara yang sesuai dengan usia sang anak, agar memahami cara berkehidupan sosial / lingkungan sekitarnya ( dalam kurikulum usia dini sampai menengah ( 6-15 tahun ) dan pemahaman moral sosial akan dampak efek sosial kebangsaan dalam kurikulum tingkat lanjut ( SMU ) .
Perihal Pendidikan Penghayatan Pancasila sebaiknya dimulai saat pengambilan penjurusan saat mulai memasuki bangku perkuliahaan, khususnya dalam kurikulum jurusan politik. Dengan tujuan agar nilai-nilai PANCASILA dapat dihayati secara mendalam oleh masyarakat yang telah memahami pendewasaan dalam berpikir, sehingga meresapi landasan negaranya.


7. Gagasan Moral Sosial dan hubungan dengan gerakan politik

Moral sosial tidak bisa dijadikan aliran, atau partai.. karena begitu terjadi standarisasi moral, maka menjadi dogma atau doktrin, apalagi bila terjadi adanya polisi moral. Maka prinsip moral akan bias karena tergantung/ terjebak oleh siapa yang mendefinisikannya.

Sedangkan hakikinya moral sosial harus timbul berdasarkan dari diri sendiri, tak terdefinisi namun terarah, karena hati yang akan mengatakan cara kita perihal bermoral atau tidak.

Sebuah contoh kasus : seleksi murid sekolah dengan test keperawanan agar sikap moral bisa berkembang kembali. Ini adalah sebuah pandangan moral yang salah kaprah. Justru kebijakan yang mengatas namakan moral namun bertentangan dengan prinsip moral yang harus timbul dari kesadaran diri sendiri, juga diluar dampak efek psikologis dan pelecehan murid wanita terhadap aturan tersebut. Maka bisa dikatakan moral tak bisa dijadikan aturan yang dikeluarkan oleh kelembagaan. 


8. Kegunaaan Moral Sosial

Kegunanaan atau manfaat dari sudut pandang moral sosial adalah adanya pilihan lain selain dari sudut pandang logika, khususnya dalam kebijakan-kebijakan sebuah organisasi, perusahaan atau tatanegara.. yang saat ini begitu banyak terjadi kekacauan karena kebijakan tersebut diambil secara logika tanpa mempertimbangan moralitas, sehingga akan terjadi ketidakpuasan yang memuncak dari masyarakat yang dikelolanya.

Misal dalam keputusan untuk menyatakan perang terhadap negara lain, maka pertimbangan logika : keberadaan alutsita, kesiapan mental tentara, strategi ekonomi dan logistik. Namun juga harus dibarengi dengan pertimbangan sudut pandang kemanusiaan: bagaimana efek psikologis setelah berperang, bagaimana efek psikologis bila menang pertempuran, atau sebaliknya bagaimana mempertimbangakan efek psikologis bila kalah perang.

a. Masyakat Indonesia
Kegunaan Moral Sosial bagi masyarakat Indonesia sangat fundamental sekali, seperti fakta yang saya sebutkan di atas, bahwa Indonesia secara alami adalah memiliki perbedaan. Sehingga bila kita dapat mengaplikasikan moral sosial maka terciptalah keseimbangan yang harmonis , karena pluralisme yang terjadi bukan hanya dimulut saja ( karena adanya sekatan-sekatan yang manusia buat terhadap perbedaan keyakinan agama ) dengan moral sosial kita akan melihat sesama warga murni dari sang individu tersebut tanpa melihat perbedaan-perbedaan.
Prinsip moral sosial adalah ”perbedaan adalah untuk saling memahami, bukan untuk saling menghakimi

b. Kemanusiaan
Masyarakat global pun memiliki ketidak pastian dalam sudut pandang logika, sehingga sudut pandang moral sosial yang khas timur pun dapat menjadi penyeimbang dalam hal yang serba tidak pasti ini, logika tampaknya sudah menjadi gagasan yang mahal dan mengarah ke materialis.
Sehingga bila logika diadopsi dengan gagasan moral sosial, terjadilah keseimbangan dalam menjalani kehidupan sosial masyarakat dunia, dengan tidak ada lagi sikap merasa bangsa ini lebih superior atau sebaliknya. kesamarataan derajat manusia, harkat dan martabat bisa berjalan harmonis, juga pertimbangan - pertimbangan politis yang terlalu gegabah bisa terhindar dengan memakai sudut pandang moral sosial atau moral hazard.
Pemerintah harus menyadari bahwa aset terbesar bangsa adalah masyarakatnya, maka bisa dibilang: penyebaran gagasan moral sosial keseluruh pelosok Indonesia adalah investasi bagi masadepan bangsa.
Sehingga bila masyarakatnya memiliki etos menjadi masyarakat yang mandiri juga masyarakat yang solutif. Maka lengkaplah bangsa ini , karena selain memiliki SDA , kelak akan memiliki SDM yang ideal.

Penutupan: 
Saat ini masyarakat mengkritisi pemerintah yang tak bermoral dengan cara yang tak kalah amoral. Tanpa menyadari bahwa ” Pemerintah awalnya adalah bagian dari masyarakat dan lingkungan atau budayanya “.

Maka dengan gagasan membudayakan moral sosial, kelak bangsa ini memiliki pemerintahan yang berasalkan dari lingkungan yang bermoral. Budaya yang terbentuk secara alami, sehinnga terbentuklah etos kerja penggunaan logika dengan mengedepankan moral sosial. Hal ini juga akan merubah paradigma harapan masyarakat yang semu, bahwa akan ada sosok pemimpin bermoral yang ” jatuh dari langit ” dan akan menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran, sang mesias yang dinamakan kesatrio paningit ( Ramalan Jayabaya ) , gagasan ini akan merubah secara perlahan sikap kepercayaan diri masyarakat, bahwa kelak bangsa ini memiliki masyarakat yang berjiwa kesatrio ( pemikiran progresive namun logis )
Sehingga bila kelak bangsa ini mengalami kebangkitan ekonomi global, juga disertai kesadaran kolektif bangsa untuk memiliki karakter kuat/ budaya bangsa yang bermoral. Sehingga kelak Indonesia akan memasuki era kegelimangannya, menuju era pencerahan bangsa, juga mercusuar bagi dunia.


Sumber